Namun jika menderita kelainan refraksi, objek penglihatan akan tampak buram dan bisa menimbulkan perubahan bentuk kornea atau penuaan pada lensa mata.
Kemudian terdapat empat jenis kelainan refraksi diantaranya rabun dekat, rabun jauh, presbiopi, dan astigmatisme.
BACA JUGA: Mudah Tapi Sulit Dilakukan secara Konsisten, Begini Cara Menghindari Risiko Terkena Obesitas
Terakhir ada glaukoma yang terjadi akibat kerusakan saraf optik mata sehingga penderitanya mengalami gangguan penglihatan bahkan lebih parahnya kebutaan.
Adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata akibat timbunan cairan di dalam mata. Itulah yang menjadi pemicu kerusakan saraf optik tersebut.
Meski bisa dialami oleh berbagai kalangan usia, glaukoma umumnya lebih sering menyerang lansia.
Orang berusia di atas 60 tahun akan lebih rentan mengalami penyakit glaukoma. Dan jika menjadi penderitanya, maka akan berisiko mengalami kebutaan lebih besar.
BACA JUGA: Waspada, Obesitas Bisa Sebabkan Risiko Terkena Penyakit Menular
Kemudian untuk pengobatannya, glaukoma bisa diatasi dengan obat minum atau obat tetes mata untuk mengurangi tekanan yang terjadi di dalam bola mata.
Namun demikian, pengobatan untuk penyakit glaukoma harus dengan pengawasan dokter spesialis mata agar tidak salah dalam melakukan penanganan dan membuat dampak yang lebih buruk bagi penderitanya. (*)