Mulai dari pengawasan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Percepatan Guru Besar, Pemalsuan Penelitian, hingga ujaran kebencian, dan berita bohong (hoaks).
"Kita berpegang pada asas prinsip dan tujuan, jika terjadi korupsi maka ada yang melanggar asas ini dan SPI adalah ujung tombak satker institusi yang dikawal, dengan nantinya melahirkan alumni yang berkualitas dengan karakter yang baik dan bisa mengabdi kepada masyarakat," ujarnya.
Kemudian, dirinya juga menyoroti mengenai pertikaian dalam setiap PTN yang notabene perseteruan antar kelompok membuat pihaknya miris.
Hal tersebut menjadi momok menakutkan yang berimbas pada kualitas lulusan di masa depan.
BACA JUGA:Kemenag Lampung Barat Bahas Penerbitan Visa Haji Melalui Aplikasi Saudi Visa Bio
"Ini PR terberat bagi kita (Perseteruan antar kelompok) untuk mendapatkan jabatan tertentu ini menjadi hal miris bagi kami di pusat, sehingga marwah kampus menjadi taruhan, kemudian kualitas lulusan juga menjadi taruhan besar," ungkapnya.
Oleh karenannya, ia menegaskan pihak terkait untuk menjaga marwah kampus, mengawal secara utuh dan itu adalah hal yang harus diutamakan.
"Pelaksanaan prinsip yang menjadi pegangan dan keterbukaan informasi adalah harga mati, karena saat ini kita sedang melayani publik jadi ini penting untuk menjaga akuntabilitas kita," tegasnya.
"Saya berharap sekali lagi semua bisa menggunakan jabatan di institusi dengan baik dan menjaga lulusan masa depan kita, karena kalau hal ini dilakukan maka sama saja kita menggali kubur untuk PTN sendiri, jangan apatis, dan smemua sama-sama menjaga marwah kampus," pungkasnya.(*)