"Konsep ini berbeda dengan mulok, kami menghadirkan maestro bahasa Lampung untuk disampaikan kepada guru, lalu bisa diimplementasikan pada pembelajaran di sekolah," ungkapnya.
"Dan ini menjadi pendamping saja karena ini masih draf dengan membahas modul pembelajaran dengan target sesegera mungkin," sambungnya.
Sementaŕa itu Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Desi Ari Pressanti mengungkapkan, kondisi eksistensi dan penggunaan Bahasa Lampung sendiri pada tahap rentan.
"Kalau berdasarkan penelitin yang dilakukan oleh Badan Bahasa kondisi bahasa Lampung dalam kategori rentan, rentan itu artinya masih ada penuturnya tetapi jumlahnya sangat terbatas," ungkapnya.
BACA JUGA:Resmi, YG Umumkan BABYMONSTER Debut dengan 7 Anggota
Maka dari itu, pihaknya melakukan refitasilisasi bahasa guna memberbaiki, yang di dalamnya terdapat tiga puluh pakar pada refitalisasi untuk melakukan diskusi dan menyusun konsep pembelajaran 4 untuk SD dan 4 untuk SMP.
"Model ini akan diberikan pada pelatihan guru master di 15 kabupaten kota, lalu baru mereka melatih siswa," pungkas Desi. (*)