Kemudian, nada azan seharusnya dikumandangkan dengan nada yang merdu.
"Supaya yang dengar itu tergetar hatinya gitu. Bukan dikumandangkan seperti orang yang sedang orasi," tandasnya.
Memang, terus Habib Hasan, dalam melantunkan azan tidak disyaratkan menggunakan nada tertentu.
"Hikmahnya supaya masuk ke hati kita. Nyambung dengan Allah SWT," kata Habib Hasan.
BACA JUGA: Ponpes Al Zaytun Disebut Terkait Dengan NII? Ini Penjelasannya
Komentar soal kontroversi di Ponpes Al Zaytun juga disampaikan Ustadz Adi Hidayat.
Antara lain terkait pelaksanaan salat Idul Fitri yang berlangsung di ponpes tersebut pada 1 Syawal 1444 Hijriah lalu.
Di mana, salat Idul Fitri yang dilaksanakan oleh Ponpes Al-Zaytun dianggap tidak mengacu kepada syariat Islam.
Terlebih, ada seorang perempuan pada shaf depan saat berlangsungnya salat Idul Fitri.
BACA JUGA: Heboh Salam Yahudi yang Diucapkan Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Artinya Ternyata...
Melalui unggahan video YouTube, Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa ia diminta sejumlah teman untuk memberikan pandangan terkait persoalan yang belakangan menjadi viral.
Sebelum mengutip hadis-hadis, Ustadz Adi Hidayat menyebutkan seluruh sanad atau ketersambungan riwayat hadis yang bakal dikutipnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh sumbernya berasal dari Rasul sebagai penyampai yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT.
Dari Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang pertengahan hadis menyebutkan, "....sedangkan untuk shaf perempuan itu paling belakang. Dan dipandang paling rendah kalau dia mengejar yang depannya,"
BACA JUGA: Lucky Hakim Bingung saat Diajak Salam Yahudi oleh Pimpinan Ponpes Al Zaytun
Dalam menerjemahkan hadis tersebut, Ustadz Adi Hidayat lantas mengutip pendapat dari Imam An-Nawawi.