Indikasi penyimpangan, termasuk kaitan Ponpes Al Zaytun dengan NII KW IX ini sudah diketahui sejak 2002 lalu.
Ini berdasar penelitian dan kajian yang dilakukan tim khusus Majelis Ulama Indonesia
Anggota Komisi Fatwa Aminuddin Yakub menyatakan, MUI pernah membuat tim guna melakukan penelitian terhadap gerakan NII KW IX yang terkait dengan Ponpes Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun.
Penelitian itu membagi tiga bidang kajian. Yaitu profil NII Komandemen Wilayah IX beserta ajaran didalamnya.
Kemudian profil Ponpes Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun serta kurikulum pendidikan yang diajarkan di tempat itu.
Kajian terakhir, meneliti kemungkinan adanya keterkaitan antara NII Komandemen Wilayah IX dengan Ponpes Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun.
Dilansir dari laman Mui.or.id, penelitian tersebut akhirnya memperoleh beberapa kesimpulan.
Pertama, bahwa NII Komandemen Wilayah IX adalah sempalan dari gerakan NII yang dipimpin oleh Panji Gumilang alias Abdul Salam alias Prawoto.
Terdapat penyimpangan ajaran syariat Islam di dalam organisasi NII Komandemen Wilayah IX.
Di antaranya, dosa jemaah yang bisa ditebus dengan uang, kewajiban mendahulukan ajaran NII dibandingkan dengan keharusan salat dan ajaran yang berkaitan dengan hijrah.
Kedua, kajian yang dilakukan terhadap Ponpes Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun memberikan kesimpulan belum ada temuan penyimpangan pada yang diajarkan.
Namun demikian, tim peneliti MUI menerima laporan adanya hidden kurikulum atau kurikulum tersembunyi di ponpes tersebut.
BACA JUGA: Ponpes Al Zaytun dan Ajaran NII KW IX, Dosa Jemaah Bisa Ditebus Uang?
Tak hanya itu. Informasi lain yang didapat adalah perbedaan antara santri orang dalam dengan santri yang berasal dari luar.