Mendengar hal tersebut, Ibnu Batutah pun merasa penasaran dan pergi ke tembok yang dimaksud bersama beberapa sahabatnya.
Ada aura yang cukup aneh yang dirasakan oleh Ibnu Batutah saat berada di dekat tembok yang dimaksud oleh masyarakat di sana.
Tak merasa gentar sedikitpun, pengelana it uterus mendekati tembok Ya’juj Ma’juj bahkan mendekatkan telinganya.
Betapa terkejutnya Ibnu Batutah saat ia mendengar gemuruh riuh yang berisik dari balik tembok tersebut.
BACA JUGA:Lima Destinasi Wisata Eksotis di Kinabalu, Nomor 3 Serasa di New Zealand
Ia pun heran tentang bagaimana bisa ada suara riuh dari balik tembok yang menjulang tinggi tersebut. Padahal di sana tidak memiliki tanda-tanda kehidupan.
Sebagaimana yang pernah dibahas Radarlampung.co.id sebelumnya, bahwa di antara banyaknya tanda-tanda hari akhir atau kiamat, kemunculan Yajuj dan Majuj menjadi salah satu pertanda yang patut diwaspadai.
Kemunculan Yajuj dan Majuj memang menjadi salah satu pertanda besar yang perlu diwaspadai sebab akhir zaman atau kiamat akan segera tiba.
Sebagaimana yang diketahui seluruh mahluk ciptaan-Nya, hari kiamat sudah ditetapkan secara mutlak dan pasti terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT.
BACA JUGA: Tanda Kiamat Makin Dekat, Sungai Eufrat Terus Mengering
Ketika dunia sudah berada di ujung tombak kehidupannya, seluruh mahluk yang ada langit dan bumi akan luluh lantah, hancur lebur tak tersisa.
Dunia dan seisinya akan hancur lebur. Tak akan ada satu pun, siapapun dan dari kalangan manapun yang bisa selamat dari kehancuran dunia di akhir zaman nanti. Kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Apabila dua kaum ini keluar dari tempat persembunyian mereka, maka hal itu dapat dikatakan sebagai pertanda kiamat besar sudah menanti, untuk menghancurkan kehidupan manusia.
Sebagaimana yang diperingatkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, dan setidaknya ada dua kali pembahasan tentang Yajuj dan Majuj.
BACA JUGA: Imam Mahdi Muncul Menjelang Kiamat, Dimana Lokasi Kelahirannya dan Kapan, Begini Penjelasannya
Yajuj dan Majuj bahkan dibahas sebanyak dua kali dalam kitab suci Al-Qur’an. Dan penjelasannya dijelaskan secara gamblang dalam Surat Al-Kahfi dan Surat Al-Anbiya.