Tulang Bawang pada awalnya terbagi dalam tiga Kebuayan yaitu ada Buay Bulan, Buay Tegamoan, dan Buay Umpu.
Kemudian ditambahkan lagi pembentukan Buay Aji pada sekitar tahun 1914 silam.
Kerajaan Tulang Bawang juga menganut sebuah adat yang disebut Pepadun.
Pepadun diartikan oleh rakyat Kerajaan Tulang Bawang sebagai kondisi sosial yang sama.
BACA JUGA: Gunung Jaya Wijaya: Puncak Keindahan di Papua
Kondisi dimana setiap lapisan masyarakat di wilayah setempat memiliki kesempatan yang sama.
Karena itulah pemimpin adat selalu berganti-ganti, baik dari segi trahnya dalam menentukan status sosial.
Hal ini disebabkan Pepadun tidak hanya memandang dari garis keturunan saja.
Sebab selama seseorang mampu menggelar upacara adat atau Caka Pepadun.
BACA JUGA: Lampung Jadi Daerah Dengan Pantai Terkotor Nomor 2 di Indonesia, Kata Siapa?
Maka orang tersebut berpeluang memperoleh gelar atau status sosial.
Orang yang mampu menggelar Caka Pepadun, maka bisa mendapatkan gelar atau status sosial.
Gelar ataupun status sosial yang bisa diperoleh di antaranya sultan, raja, pangeran atau juga dalang.
Dalam catatan lain tertulis bahwa gaya kehidupan Kerajaan Tulang Bawang hampir sama dengan Kerajaan Sriwijaya.
BACA JUGA: Jalan Sulit Dilalui, Warga di Bengkulu Dibawa Dalam Kotak untuk ke Rumah Sakit
Kerajaan Tulang Bawang hanya memfokuskan kepada pengembangan potensi sungai.