Selain digunakan sebagai tempat bermusyawarah, anjungan juga biasa digunakan untuk tempat beristirahat bagi para petinggi adat.
Ada juga ruangan utama dari keseluruhan rumah adat Nuwo Sesat yang disebut dengan Pasiban.
Pasiban menjadi ruangan yang digunakan untuk musyawarah.
BACA JUGA: Ditarik ke Mabes, 17 Jenderal TNI AD tak Lagi Dapat Jabatan
Ruangan ini digunakan untuk membahas perencanaan adat yang dilangsungkan secara rutin.
Atau bisa juga digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat.
Bagi masyarakat Lampung, ruang Pasiban ini dianggap sebagai salah satu bagian terhormat dalam Nuwo Sesat.
Sehingga tidak sembarang orang yang boleh memasuki ruangan dan melakukan kegiatan adat di dalamnya.
BACA JUGA: Sosok Kapolda Perempuan Pertama di Indonesia, Atlet Sea Games yang Menjadi Jenderal
Selanjutnya ada bagian ruang Tetabuhan sebagai tempat untuk menyimpan alat musik.
Alat musik yang disimpan di dalam ruang Tetabuhan ini biasanya berupa Gamelan khas Lampung.
Jika kita benar-benar memperhatikan, dalam kegiatan atau upacara adat Lampung.
Gamelan biasanya ditabuh untuk mengiringi berlangsungnya kegiatan atau upacara adat tersebut.
BACA JUGA: Asik! PNS Dapat Tunjangan Baru, Segini Rincian Nominal Lengkapnya
Ketika para pemimpin adat hendak beristirahat, maka biasanya akan beristirahat di dalam sebuah ruangan yang dikenal dengan Gajah Merem.
Ruang Gajah Merem ini dikenal sebagai tempat yang digunakan oleh para pemimpin adat untuk tidur.