Sebagai pengetahuan, gajah menjadi hewan yang dikenal sudah hidup lama di hutan-hutan Lampung.
Gajah juga diyakini memiliki kaitan yang erat dengan masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Tiba di Lampung, Dua Jemaah Haji Dilarikan ke RSUDAM
Dan bagi masyarakat Lampung, gajah diasosiasikan sebagai sosok pemimpin.
Sehingga ketika ada rapat adat yang dikenal dengan Pepung.
Di mana Pepung menjadi rapat adat yang bisa berlangsung selama berhari-hari.
Hal itu menyebabkan para petinggi adat harus tinggal sementara waktu di rumah adat bahkan tidur di sana.
BACA JUGA: Waktu Perbaikan Diperpanjang KPU, Penentuan Nasib Seratusan Bacaleg Tulang Bawang Auto Lebih Panjang
2. Nuwo Balak
Rumah adat Lampung selanjutnya juga memiliki struktur bangunan seperti rumah panggung.
Rumah adat Lampung yang menganut adat Pepadun ini adalah Nuwo Balak.
Nuwo Balak juga dibuat dari bahan utama kayu untuk bagian lantai dan dindingnya.
BACA JUGA: Tiga Modus Dugaan Korupsi Biaya Penginapan DPRD Tanggamus
Sebagian orang Lampung khususnya adat Pepadun menyebut Nuwo Balak sebagai Balai Keratun.
Balai Keratun ini menjadi rumah adat Lampung yang hanya dihubi oleh para petinggi atau kepala adat saja.
Sama seperti Nuwo Sesat, rumah adat Nuwo Balak juga memiliki bagian-bagian tersendiri di dalamnya.