Saat masuk ke dalam chashitsu, tamu harus merangkak atau menempuh jalan rendah (nijiriguchi) yang terdapat di pintu masuk untuk menunjukkan rasa rendah hati dan kesederhanaan.
Tuan rumah dan tamu duduk dengan cara yang telah ditentukan, dengan kaki di bawah paha (seiza). Jika seorang tamu tidak nyaman dalam posisi seiza, mereka diizinkan untuk mengubah posisi duduk dalam batas-batas etika yang diizinkan.
BACA JUGA:Gita Nada Lampung Choir Sukses Raih Gold Medal III
Ketika tamu diberikan mangkuk teh, tamu harus menerima teh dengan tangan kanan dan menggunakan tangan kiri untuk menyangga bagian bawah mangkuk sebagai tanda penghormatan.
Ketika minum teh, tamu harus mengangkat mangkuk sedikit lebih tinggi dari biasanya untuk menunjukkan rasa terima kasih dan hormat kepada tuan rumah.
Teh harus habis diminum oleh tamu sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah dan untuk menunjukkan apresiasi atas persiapan teh yang cermat.
Tamu diharapkan memberikan pujian singkat kepada tuan rumah tentang teh yang disajikan dan keseluruhan suasana upacara.
Setelah upacara selesai, baik tuan rumah maupun tamu harus membersihkan dan merapikan peralatan Chado dengan cermat.
Setelah meninggalkan chashitsu, tamu harus memberikan salam terakhir sebagai tanda rasa syukur atas upacara minum teh yang telah diadakan.
Etika dalam upacara minum teh sangat penting untuk menciptakan suasana yang sopan, menghargai nilai-nilai kesederhanaan, dan menunjukkan rasa hormat terhadap tradisi dan keindahan Chado.
Etika ini juga mencerminkan nilai-nilai filosofis dari Wabi-Sabi, yaitu kesederhanaan, keselarasan, dan apresiasi terhadap keindahan yang sederhana.
BACA JUGA:10 Kampus Negeri yang Punya Jurusan Teknik Terbaik di Indonesia Versi EduRank
4. Pertunjukkan seni
Pertunjukan seni yang beragam sering menjadi bagian dari upacara minum teh di Jepang, atau Chado.
Pertunjukkan seni yang biasanya ditampilkan antara lain