Sejarah juga mencatat asal usul nama Tulang Bawang diambil daerah tersebut kemudian dibuang ke bawang atau Lebak Lebak.
Banyaknya Jenazah yang tertimbun kemudian menghasilkan banyak tumpukan tulang bawang dalam bahasa Lampung juga bisa diartikan Rawa.
Saat puncak kejayaan kehidupan politik pada masa Kejayaan tulang bawang memiliki sistem pemerintahan demokratis yang dikenal dengan Marga .
BACA JUGA:Dam Margo Tirto disebut Hidden Gems Tanggamus Lampung, Pernah Menjadi Benteng Pertahanan Belanda
Marga dalam Bahasa Lampung disebut Mego atau Megau atau Megolo yang berarti Marga yang Utama.
Masuknya, pengaruh David Et Impera menyebabkan Penyimbang Marga yang harus ditaati.
Adat pada Kerajaan Tulang Bawang disebut Adat Pepadun dimana setiap lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki kekuasaan.
Karena itulah, pemimpin adat selalu berganti ganti dan beragam dalam menentukan status sosial rakyat pepadun.
BACA JUGA:Kenang Sejarah, Berikut Ini Tujuh Destinasi Wisata Saksi Perjuangan Kemerdekaan
Tidak hanya memandang dari garis keturunan saja, selama orang tersebut mampu menggelar upacara adat yang disebut Cakak Pepadun.
Upacara adat Cakak Pepadun ini berpeluang memperoleh gelar atau status sosial diantaranya gelar Sultan Raja Pangeran dan Dalang.
Beberapa Catatan Sejarah salah satunya dalam Suma Oriental 1512 sampai 1515, Tom Pires merupakan seorang ahli obat obatan dari Lisbon Portugis ini mengatakan Kerajaan Tulang Bawang Pernah mengadakan hubungan dengan kerajaan Sunda di Bidang Perdagangan.
Jejak salah satu kerajaan tertua di Indonesia ini juga terungkap dari catatan yang mengungkapkan bahwa gaya kehidupan Kerajaan Sriwijaya yang memfokuskan kepada pengembangan potensi sungai.
BACA JUGA:11 Wisata Solo Jawa Tengah dari Wisata Alam hingga Religi, Surga Tersembunyi di Kota Batik
Dalam Youtube @Babad Nusantara ini juga menceritakan mengenai perekonomian kerajaan Tulang Bawang di Tunjang dari perdagangan lada dengan mengandalkan sebuah Bandar Kecil yakni Tanggo Rajo ini sangat penting masa abad ke-16.
Karena di masa tersebut terjadi hubungan dagang dengan kerajaan Banten dipimpin oleh Sultan Hasanuddin yang fokus pada komoditi lada.