METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro mencatat sekitar 200 hektar lahan persawahan di Kota Metro terancam gagal panen.
Hal tersebut diduga dampak dari fenomena El-Nino yang terjadi, sehingga kurangnya pasokan air di irigasi persawahan.
Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno mengatakan, lahan sawah yang terancam gagal panen tersebut diduga melakukan penanaman sebelum tanggal 16 Juni 2023.
Padahal, DKP3 Kota Metro sudah mengimbau petani untuk mempercepat tanam sebelum tanggal 16 Juni 2023.
BACA JUGA:Begini Solusi Atasi Set Top Box Gangguan Sampai Siaran Tv Hilang Sinyal, Cobaiin Caranya
"Konkritnya yang melenceng dari yang kita anjurkan itu ada sekitar 200 hektar dan itu berpotensi gagal panen ya. Surat terakhir itu kami tidak pernah mendukung petani untuk menanam padi setelah tanggal 16 Juni 2023," katanya.
Ia menuturkan, pihaknya tidak menolerir petani yang menanam padi setelah tanggal 16 Juni.
Pasalnya, panitia irigasi meminta untuk percepatan masa tanam padi tersebut.
"Sekarang, peta nya itu kan sudah ada. Jadi tinggal mana-mana yang tanamnya di atas 16 Juni itulah yang akan kekurangan air pasti," imbuhnya.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan berapa kerugian dari laporan gagal panen tersebut.
"Untuk kerugian, setelah dilaporkan nanti ketahuan, karena kan saat ini baru kering belum terjadi puso. Kalau pastinya itu belum tahu, tapi potensi gagal panen sekitar 200 hektar," ungkapnya.
Dikatakannya, lahan sawah yang terancam gagal panen di Kota Metro tersebut ada di empat kelurahan. Dan itu dikhawatirkan akan mempengaruhi inflasi daerah.
"Tapi kita masih melakukan upaya-upaya ya. Yang gagal panen itu hanya di spot-spot seperti di Yosodadi, purwoasri, Karangrejo dan Hadimulyo Timur. Kalau penyebab lain gagalnya panen, ya itu juga dari fenomena alam. Petani ya senang karena harga gabah, tapi untuk inflasi sebuah kota, ini cukup mengkhawatirkan," terangnya.
BACA JUGA:Cuma Main Game Tank, Aplikasi Ini Berikan Saldo DANA Gratis Mulai Rp 59 Ribu, Buruan Coba