Kemudian partikel-partikel yang memiliki ukuran sekitar 5 sampai 20mm tersebut akan saling mendekati satu sama lain.
Setelah saling mendekat, mereka akan membentuk awan atau yang disebut dengan koalesensi.
BACA JUGA: 8 Rekomendasi Smartphone Terbaru Per Oktober 2023
Dan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01 sampai 5cm/s saja, sementara kecepatan aliran udara yang lebih tinggi.
Hal itu justru akan membuat partikel tersebut tidak jatuh ke bumi.
Sebagai pengetahuan penting, perubahan uap air menjadi es dipengaruhi oleh adanya perbedaan suhu.
Perbedaan suhu pada perbedaan ketinggian awan di udara itulah, yang membuat terjadinya perubahan pada penguapan air menjadi es.
BACA JUGA: 7 Tips Memulai Bisnis Kopi Kekinian Anti Gagal, Nomor 2 Bisa Jadi Penentu
Kemudian pada proses kondensasi, setelah uapair naik cukup tinggi, maka akan terjadi pengembunan yang berubah menjadi tetesan air.
Meski begitu, tidak semua air yang mengembun akan membentuk awan hujan.
Karena ada sebagian akan naik menjadi kabut karena mengembun di dekat tanah.
Selanjutnya adalah proses presipitasi yang merupakan proses di mana butiran es di awan mencair.
Awan yang sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak bisa lagi menahan beban air.
Maka airnya akan jatuh ke daratan dan menjadi rintik-rintik hujan.
Untuk rintiknya pun bervariasi, mulai 0,5milimeter atau bahkan bisa lebih besar.