Dia juga mengatakan, penambahan Guru Besar di UBL juga menjadi sinyal membahagiakan bagi progres pembukaan Program S3 di UBL. Sebab syarat utamanya yakni minimal memiliki 1 Guru Besar.
"Alhamdulillah, pembukaan Program S3 saat ini juga sedang disiapkan, apalagi sekarang keberadaan dosen sudah sangat kuat di UBL. Karena persyaratan S3 itu minimum ada satu profesor. Jadi kalau sekarang kita sudah punya 6 profesor di bidang Hukum ya tentu insyallah syarat itu sudah lebih dari cukup. Insyallah tahun depan sudah bisa kita mulai program S3 Ilmu Hukum," tandasnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala L2Dikti Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc menyatakan, keberadaan Guru Besar memang sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi.
Ketika sebuah prodi sudah memiliki Guru Besar, prodi tersebut juga secara otomatis memiliki pengayom keilmuannya. Selain itu Guru besar juga merupakan sumber rujukan bagi bidangnya masing-masing.
Semakin banyak Guru Besarnya maka akan semakin banyak variasi sumber ilmu yang dimiliki serta semakin memudahkan dalam mencari sumber rujukan ketika ingin memecahkan suatu permasalahan.
"Ada 4 Provinsi di bawah naungan L2Dikti dengan total dosen lebih dari 9 ribu orang. Dari jumlah tersebut baru 40 orang yang menjadi Guru Besar. Jika dibanding dengan Pulau Jawa, jumlah itu masih jauh," katanya.
Sebagai contoh, di Bandung PTS-nya sudah memiliki sebanyak 300 Guru Besar. Jogjakarta sekitar 120 Guru Besar, dan Semarang sekitar 200 Guru Besar.
"Tapi untuk di luar Pulau Jawa, jumlah kita masih relatif standar," tambahnya.
BACA JUGA:FKPT Lampung Ajak Pemuda Lawan Intoleransi dan Radikalisme lewat Karakter ID
Untuk menambah jumlah Guru Besar di lingkungan L2Dikti Wilayah II, pihaknya kini menerapkan program percepatan Guru Besar. Dimana harus ada minimal 10 Guru Besar baru yang dikukuhkan setiap tahunnya.
"Ketika saya dilantik tahun 2022 lalu, kita punya program percepatan Guru Besar. Sehingga setiap tahun kita targetkan harus ada 10 Guru Besar yang dikukuhkan. Alhamdulillah, itu sudah terlewati. Tahun lalu kita punya 28 Guru Besar, tahun ini kita punya 40 Guru Besar," pungkasnya. (*)