RADARLAMPUNG.CO.ID - Prospek minyak sawit dinilai Petrus Tjandra sebagai Wakil Dirut PT Nusantara Green Energy masih tinggi. Bahkan Indonesia bisa menikmati keuntungan di 2045 mendatang.
Hal ini disampaikan Petrus dalan Stadium Generale dengan judul Resposisi Sawit dari "Loyang" ke "emas" yang digelar di Auditorium Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), Senin 23 Oktober 2023.
Dia mengatakan saat ini kondisi sawit di lapangan banyak yang sudah mati. Karena beberapa hal, pertama petani tidak mendapatkan bibit yang baik.
"Kemudian pupuk. Pohon sawit juga perlu mendapat pupuk yang baik. Tidak hanya itu, kedepannya jangan petani yang mencari pabrik dan membuat biasa berlebih saat petani membawa hasil sawit di pabrik yang jaraknya jauh," katanya.
BACA JUGA:Petugas Lapas Narkotika Bandar Lampung Dites Urine, Begini Hasilnya
Hal itu menyebabkan petani membawa sawit dalam kondisi belum matang. Padahal ini dapat mempengaruhi jumlah minyak yang dihasilkan. Semakin matang sawit, produksi minyaknya semakin tinggi.
Belum lagi petani datang selalu membawa sawit dengan tandannya. Padahal, jika tandannya dibiarkan membusuk itu dapat menambah unsur hara didalam tanah tersebut.
Karenanya ia mendorong pemerintah melakukan beberapa langkah. Pertama ialah melakukan pendataan.
"Pendataan ini penting. Karena data yang kami terima saat ini ada 110 ribu petani swadaya, petani rakyat. Kalau petani plasma kan tidak ada bapaknya. Sementara petani swadaya itu tidak punya ikatan, walaupun ada harga disbun, tapi pabrik tidak punya kewajiban membeli sesuai harga itu. Termasuk pupuk," katanya.
BACA JUGA:Lampung Naik Lagi! Update Catatan Suhu Maksimum Harian di Indonesia, Jawa Barat Masih Terpanas
Selain itu, petani harus ada koperasi, gapoktan. Nantinya jika petani terorganisir, maka produksi yang menurut data yang diterimanya hanya menghasilkan 2,6 ton per hektar bisa mencapai target 8 sampai 9 ton per hektar.
Karenanya ia mengajak semua pihak bersama kembali untuk meningkatkan kembali produktivitas sawit. Karena sawit bisa menjadi salah satu sumber energi yang terbarukan.
Karenanya menuju prospek petani sawit di 2045 menurutnya sangat bagus. Karena menurutnya dunia akan menuju Renewable energy, green energy.
"Energy terbarukan paling murah namanya minyak sawit. Seperti kata Pak Menkopolhukam, yang bercita-cita Indonesia akan punya 100 juta ton sawit, atau 100 miliar dolar, 70% bahan bakar. Kedepannya nggak perlu impor BBM. Kita sudah punya bensin sawit, biodisel dan etanol. Sehingga 20 sampai 30 tahun kedepan akan menikmati nya," katanya.
BACA JUGA:Terbukti Terlibat Curanmor, Personil Polres Lampung Timur Disanksi PTDH