RADARLAMPUNG.CO.ID - Gelaran 1st Raden Intan Mubadalah International Conference on Islam and Family (Rimicif) dengan tema "Realizing a Sakinah Family Towards a Just Civilization" pada Jumat, 27 Oktober 2023 resmi ditutup.
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) Prof Ruslan Abdul Gofur mengatakan dalam kegiatan ini kampus memberikan peran aktifnya dalam mewujudkan keluarga sakinah sebagai misi besar.
"Karena setelah kita melihat fenomena beberapa dekade ini terjadi degradasi seperti banyaknya perceraian hingga kenakalan hingga element terkecil bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah keluarga," katanya.
Oleh karena itu, peran perguruan tinggi sangat penting untuk memperkuat keluarga sebagai bagian utama untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawadah warahmah dan menjadi bangsa yang kuat.
BACA JUGA:Petrus Candra: Guru Itu Pekerjaan Mulia, Karena Mendidik Anak Bangsa dan Memajukan Negara
Apalagi, dia menyebut dalam beberapa dekade terutama saat dan setelah Covid-19 tingkat perceraian tertinggi karena faktor ekonomi. Ini masih menjadi masalah utama.
"Namun dengan konsep yang kita usung saya kira beban ekonomi itu tidak ditanggung salah satu pihak, namun lebih ke salingan sehingga bapak dan ibu bisa saling mengisi masalah ekonomi dan bekerjasama dalam membangun," ungkapnya.
Ditambahkan salah satu narasumber, Faqihuddin Abdul Kadir yang juga Ketua LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang juga Founder Mubadalah.id menyebut dalam keluarga penting nilai-nilai kebaikan.
Hal ini karena di keluarga lah orang pertama kali orang akan terdidik pertama kali.
"Dia akan belajar nilai dan dia akan kemudian masuk ke publik. Karena itu keluarga sakinah itu penting untuk memastikan nilai-nilai tersebut dan perguruan tinggi dalam ini penting untuk memastikan kiprah tanggung jawab dan peran perguruan tinggi," beber Faqihuddin.
Dia menjelaskan perceraian yang orang menganggap itu persoalannya karena gugat pasangan ekonomi. Padahal sesungguhnya kalau mau lebih dalam lagi itu persoalan relasi.
"Jadi relasi itu dibutuhkan. Karena ada orang ekonominya baik tapi tidak mampu memahami diri sendiri dan memahami oasangan yang akhirnya membuat mereka cerai. Tapi sejak awal ada yang menghina, tempramen, atau ekonomi belum baik tapi baik-baik saja artinya relasinya sehat," katanya.
BACA JUGA:Jawa Barat Tambah Panas, Suhu Maksimum Harian Capai 38,8 Derajat Celcius, Lampung Bagaimana?
"Ini perlu diperjelas, karena orang sering salah mengartikan cerai. Karenanya Pondasi fundamental keluarga itu perlu dikokohkan, dengan demikian keluarga relasinya kuat maka persoalan mudah ditangani. Sehingga bisa diantisipasi," imbuhnya. (*)