Jangan Lupa Berolah Sastra

Rabu 14-06-2023,15:58 WIB
Reporter : Widisandika Budiman
Editor : Widisandika Budiman

Mengenai perbuatan yang menjijikkan dan mengerikan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan bahwa motif pembunuhan Brigadir J hanya boleh diketahui orang dewasa. 

“Soal motif biar nanti dikonstruksi hukumnya karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang dewasa,” ujar Menko Polhukam, Mahfud MD. 

Pernyataan Mahfud MD ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat umum. Pada saat menjadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier, Jumat (12/8/2022), Mahfud MD sedikit mengulas tentang skenario mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. 

Mahfud MD kemudian mengungkapkan sejumlah fakta yang mengerikan dari kejadian pembunuhan Brigadir J. 

“Konstruksi hukum pembunuhan Brigadir J akan tuntas di tingkat polisi (insya Allah)”. “Tersangka akan diumumkan pada hari ini. Sudah lama saya punya impresi bahwa POLRI kita hebat dalam penyelidikan dan penyidikan”, tulis Mahfud MD dalam cuitan akun Twitternya. 

Sehubungan dengan uraian mengenai fenomena absurd dalam praktik demoralisasi dan dehumanisasi di atas, pertanyaannya sekarang adalah apakah fenomena absurd tersebut akan dibiarkan terus berlanjut? 

Mungkinkah ada jawaban berbasis perspektif kesastraan yang relevan dan solutif atas fenomena absurd tersebut? 

Adakah komitmen penyair/ sastrawan untuk menjawab fenomena absurd demoralisasi dan dehumanisasi? 

Daftar pertanyaan senada tentu saja masih dapat diperbanyak dan diperpanjang jika dikehendaki. 

Untuk menjawab pertanyaan kritis terkait fenomena absurd demoralisasi atau dehumanisasi tersebut tentunya tidak mudah, perlu kajian yang mendalam, menyeluruh, dan kontekstual (lihat Fuad, 2011). 

Namun, sekadar untuk “urun rembuk”, penulis dapat mengajukan pemikiran berbasis imajinasi bahwa edukasi ke arah hal itu mungkin dapat dicoba dengan pemasalan praktik pembacaan atau telaah puisi Gus Mus “Bangsa Ini” sebagai berikut.

BANGSA INI 

(karya K.H. A. Mustofa Bisri) 

Inilah bangsa pemberani tanpa tandingan 

Bangsa yang tak takut hutang tak takut ngemplang 

Tak takut ejekan tak takut tudingan

Kategori :