4 Orang Diperiksa Soal Pembakaran Kantor PPA TNBBS Resort Suoh, Buntut Warga Diserang Harimau

Rabu 13-03-2024,11:42 WIB
Reporter : Anggri Sastriadi
Editor : Anggri Sastriadi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Polda Lampung melakukan pemeriksaan sedikitnya 4 orang saksi dalam aksi pembakaran di Kantor PPA TNBBS Resort Suoh.

Ya, pembakaran Kantor PPA TNBBS Resort Suoh itu dipicu oleh serangan Harimau kepada warga sekitar.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan atas pembakaran Kantor PPA TNBBS Resort Suoh.

"Ya sedikitnya ada 4 orang yang sudah kita periksa sebagai saksi dalam kasus pembakaran ini," katanya, Rabu 13 Maret 2024.

BACA JUGA:Buka Puasa di Swiss-Belhotel Lampung Bisa dapat Hadiah Emas

BACA JUGA:Daftar Tips Sahur dan Buka Puasa untuk Lansia, Salah Satunya Buat Olahan Pisang

Pemeriksaan ini dilakukan oleh Polda Lampung untuk mengetahui apakah ada tindakan provokasi dalam pembakaran terhadap Kantor PPA Resort Suoh TNBBS.

"Dari kemarin pemeriksaan masih berlanjut. Jadi kita belum dapat menyimpulkan apakah tindakan (pembakaran) itu ada unsur provokasi atau spontan dari masyarakat," ujarnya.

Namun hingga saat ini kondisi di tempat kejadian sudah mulai kondusif dan sudah ada beberapa petugas yang disiagakan untuk berjaga, hal ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Kita sudah menempatkan beberapa personel dari Polres Lampung Barat untuk berjaga," jelasnya.

BACA JUGA:Bukber Kekinian Bareng Skaye Cafe Lampung dan Bukit Randu Resto, Ada Paket Istimewa Spesial Ramadhan 2024

BACA JUGA:Hilangkan Racun Dalam Tubuh Selama Puasa Ramadhan 2024, Cukup Konsumsi Air Rendaman Kurma Sebelum Tidur

Sebelumnya diberitakan, ratusan warga di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat membakar Kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh TNBBS. 

Hal ini buntut dari seorang warga yang kembali diserang harimau sumatera yang sebelumnya telah menewaskan dua warga.

Tentunya warga pun menilai baik Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tidak serius melakukan upaya penangkapan tersebut sehingga kembali menyerang masyarakat.

Kategori :