"Jadi dampaknya terasa saat terjadi kegagalan panen. Kita mudah dalam mengklaim ganti rugi saat terjadi kerusakan padi yang ditanam," ungkapnya.
M. Alfat dari Kios Maju Jaya, Candipuro mengaku bersyukur dengan adanya e-KPB ini. Karena sangat membantu pihaknya selaku kios untuk melaporkan jumlah kuota yang sebenarnya ada berapa di petani.
Petani juga mendapat keuntungan dari aplikasi e-KPB ini dapat melihat langsung kuota yang ada.
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem! Cek Update Prakiraan Cuaca di Lampung Hari Ini
"Dari aplikasi ini kami mendapatkan selaku kios tidak perlu menulis laporan secara manual. Karena diaplikasi ini kita langsung input dan download hasil dari transaksi kami selama satu bulan," terangnya.
"Di aplikasi e-KPB ini petani juga bisa melihat kuota yang ada. Sehingga kami selaku kios tidak perlu repot untuk memberitahu kuota pupuk bersubsidi karena bisa dilihat sebenarnya berapa dari aplikasi tersebut," sambungnya.
Terpisah, Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Tubagus Dinas KPTPH Lampung M. Rifki mengatakan, e-KPB adalah program Gubernur Arinal untuk menghubungi kepentingan pihak yang terlibat dalam sektor pertanian.
Tujuannya dalam rangka peningkatan sektor pertanian, baik penghasilan petani, maupun yang terlibat. Seperti penyedia saprodi, dan lainnya.
"Jadi dalam pengelolaan pertanian tergabung dalam satu program e-KPB. Diharapkan stekholder terkait dapat bersinergi," ujarnya.
Saat ini e-KPB telah memiliki 16 layanan yang memberikan kemudahan di pertanian Lampung.
Seperti penyalur pupuk bersubsidi atau e-Pubers, petani diberi kemudahan dalam penebusan pupuk bersubsidi.
Kemudahan-kemudahan penyaluran pupuk bersubsidi ini seperti petani sudah tahu jatah mereka. Misal petani punya lahan 1 hektar mendapat natah urea 200 kg, NPK 200 kg juga. Saat di ambil 50 kg dulu akan tahu sisanya berapa yang bisa diambil nanti.
BACA JUGA:Tiga Mahout dari Resort Pemerihan Didatangkan ke Suoh dan BNS Lampung Barat untuk Menghalau Gajah
Kedua, kemudahannya petani tidak perlu datang ke kios, cukup terlebih dahulu lewat aplikasi dari rumah. Dapat memanfaatkan ponsel ketua kelompok, anak, dan lainnya.
Ketiga, karena terhubung dengan perbankan, masalah yang kerap terjadi saat penebusan pupuk adalah pupuk ada namun petani tidak memiliki uang atau sebaiknya.