Saat itu dirinya mendengar suara dentuman dari arah belakang rumahnya.
"Sekitar jam 4 subuh saya dengar ada dentuman sekali pas lebaran kedua. Paginya saya liat udah retak kebelah jadi dua," katanya.
Disebutkan, tanggul tersebut tidak kuat menahan dorongan air ketika hujan yang saat itu mengguyur hampir seluruh wilayah Provinsi Lampung.
"Kemungkinan itu karena dorongan air libah dan air hujan, ditambah kapasitas tampung sampah yang sudah semakin banyak, membuat dinding itu nggak kuat lagi, terbelah lalu roboh," ujarnya.
Dirinya menyebut, pamong setempat sudah mengetahui hal tersebut, namun tidak mengetahui kapan akan diperbaiki, padahal lokasi jebolnya tanggul sangatlah berdekatan dengan pemukiman warga sekitar.
"Takut sih ada ya, takut tiba-tiba dia longsor ke sini (rumah, red). Mudah-mudahan cepat diselesaikan oleh pemerintah," harapnya. (*)