RADARLAMPUNG.CO.ID - Penggunaan Bahasa Ibu di Provinsi Lampung, yakni bahasa Lampung kini semakin tipis dan perlahan memudar dimakan zaman.
Sejumlah komunitas, di antaranya Komunitas Berkat Yakin (Kober) kini tengah berupaya mempertahankan kelestarian penggunaan bahasa Lampung dengan menggelar Festival Seni Bahasa Lampung tahun 2024.
Hal itu diwujudkan melalui kerjasama dengan Kemendikbud Ristek, dalam hal ini Dana Indonesiana, untuk menggelar Festival Seni Bahasa Lampung bertajuk 'Menatap Tubuh Bahasa'.
"Bahasa Lampung terancam di tengah banyaknya bahasa yang ada di Provinsi Lampung, seperti di mal tidak digunakan, bila dibiarkan akan punah jika tidak ada yang melestarikannya," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Seni Bahasa Lampung Alexander GB, Senin, 15 Juli 2024.
BACA JUGA:Tujuh Pelanggaran Lalu Lintas Fokus Penindakan Operasi Patuh Krakatau 2024 Polres Tanggamus
Menurutnya, hal itu diperkuat dari hasil riset yang dikemukakan oleh pakar sosiolinguistik Prof Hasyim Gunawan dalam risetnya pada tahun 1984 yang menyebut Bahasa Lampung akan punah dalam hitungan puluhan tahun saja bila tak dijaga kelestariannya.
"Diprediksi Bahasa Lampung akan punah 36 tahun lagi," ungkapnya.
Festival Seni Bahasa Lampung yang akan dilaksanakan pada 22 Juli hingga 28 Juli yang bisa diakses gratis di Taman Budaya Provinsi Lampung ini akan menyajikan sejumlah kegiatan.
Antara lain seperti Pameran Puisi Bahasa Lampung, teater bahasa Lampung, hingga pementasan Musik Bahasa Lampung dapat meningkatkan upaya kecil revitalisasi bahasa ibu.
BACA JUGA:Kinerja Pantarlih di Metro Disorot Bawaslu
"Kami juga mengundang kantor bahasa, sejumlah praktisi dan akademisi khususnya pada revitalisasi bahasa termasuk di dalamnya untuk mengeksplorasi taman budaya dan mendayagunakanya, agar masyarakat lebih mudah mengakses dan sungguh-sungguh menjadi pusat budaya di Lampung," ucapnya.
Dengan harapan terciptanya dokumen Lampung yang lebih banyak, kemudian ruang penggunaan bahasa Lampung lebih banyak, sehingga pemuda Lampung bangga menggunakan bahasa Lampung.
"Karena miris kalau ada pemuda yang malu menggunakan bahasa Lampung. Kami Mengajak semua lapisan masyarakat datang dan memiralkan lagi Bahasa Lampung serta mendorong pemerintah memberikan waktu pembelajaran lebih banyak di sekolah. Ini adalah Festival Seni Bahasa Lampung pertama di dunia," tandasnya. (*)