Baru Dilantik Jadi Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie Langsung Jadi Narasumber Forum Internasional di Singapura

Kamis 19-09-2024,15:54 WIB
Reporter : Ari Suryanto
Editor : Ari Suryanto

"Pertama, meningkatkan kemitraan publik-swasta dan melibatkan banyak BUMN. Kedua, kita perlu melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan internasional untuk bekerja sama dengan Indonesia, karena Indonesia membutuhkan banyak kerja sama, investasi, dan ekspor. Ketiga, memberdayakan usaha kecil dan menengah, yang merupakan 90 persen dari perusahaan di Indonesia," ungkap Anindya. 

Tidak diragukan lagi, Anindya berharap pemerintahan Prabowo yang akan datang melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dia mengakui bahwa dia melihat kemajuan yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,5 persen. 

Selain itu, dia menyatakan bahwa fokus Presiden Prabowo adalah reformasi struktural, infrastruktur digital, dan transisi energi, serta peningkatan nilai tambah ekonomi.

Anindya berharap hilirisasi mineral penting juga menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran. 

BACA JUGA:Pemkab Mesuji Umumkan 1.072 Pelamar Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2024

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sumber daya mineral penting seperti timah, nikel, tembaga, dan nikel yang berada di antara lima teratas di dunia.

Selain itu, kita memiliki potensi energi terbarukan hingga 500 gigawatt. Kita juga memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dilindungi dan dikapitalisasi untuk mendukung pertumbuhan industri.

Anindya optimistis bahwa dalam era Prabowo-Gibran, perdagangan bebas (FTA) dengan Amerika Serikat akan memperkuat.

Anindya Bakrie menunjukkan sikap optimistis ketika ditanya tentang reaksinya terhadap kemungkinan kebijakan perdagangan bebas (FTA) yang dapat dibuat oleh Pemerintah Prabowo-Girran dengan AS. 

BACA JUGA:Rekomendasi Tablet Low Budget Dalam Seri Itel VistaTab 30, Bongkar Speknya

"Presiden Prabowo memiliki kesempatan—secara geopolitik—untuk menunjukkan Indonesia sebagai pemimpin Global South, tak hanya sebagai pemimpin Asia Tenggara, tetapi juga sebagai faktor penyeimbang antara “Timur” dan “Barat” yang justru dibutuhkan dunia. Dan melihat rekam jejak beliau (Prabowo) dalam membangun diplomasi di masa lalu, termasuk sebagai Menteri Pertahanan saat ini, kita tidak bisa mengatakan hal lain selain optimis tentang apa yang bisa Indonesia lakukan ke depan,” tandasnya. (*)

Kategori :