Namun bagi Dimas, pendidikan adalah sebuah prioritas. Hingga ia pun memutuskan kontrak kerja dan memilih untuk mengikuti program pengayaan bahasa (PB) oleh LPDP selama enam bulan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apa yang sudah ia mulai, maka harus dilanjutkan dan dituntaskan hingga selesai.
Resilien dan bekerja keras adalah kunci, pantang menyerah, dan tidak melewatkan diri untuk terus berdoa.
"Buat kalian sobat Unila yang hebat, percayalah tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai. Jangan turunkan standarmu hanya karena merasa dirimu tidak mampu dan mendengarkan banyak bisikan negatif di sekelilingmu. Tetap berusaha, fokus ke depan, dan temukan jalan alternatif,"tambahnya.
Dimas juga berpesan, jadilah gelas kosong di manapun kamu berada, isi dan tuang dengan air sampai ia mendapat tempat yang tepat untuk menuai kesegarannya. Setiap orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah.(*)