RADARLAMPUNG.CO.ID - Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang melibatkan selebgram Anastasia Noor kini menjadi sorotan publik setelah video viral beredar di media sosial.
Video tersebut menunjukkan Anastasia diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh suaminya berinisal AP
Pasca kejadian, korban bersama kuasa hukumnya melaporkan kejadian ini ke Polresta bandar Lampung. Atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan terlapor AP yang merupakan suami korban.
Muhammad Randy Pratama Selaku Kuasa Hukum Anastasia, mengatakan bahwa kliennya diduga mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya AP. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Mata Intan, Tanjung Karang Barat, pada 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:Polisi Berhasil Gagalkan Upaya Percobaan Bunuh Diri Pria Paruh Baya di Bandar Lampung
Randy menjelaskan, kejadian bermula ketika kliennya sedang menemui anak laki-lakinya yang hendak dipangku dan dipotong kukunya. Secara tiba-tiba, AP datang dan langsung melakukan tindakan kekerasan dengan memukul serta menjambak rambut Anastasia di depan anak mereka.
Menurut Randy, peristiwa kekerasan ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga sudah ada beberapa kali kekerasan yang dialami Anastasia bahkan saat ia sedang hamil.
Bukti-bukti kekerasan yang dilakukan oleh AP telah dikumpulkan oleh pihak kuasa hukum, termasuk peristiwa yang terekam dalam video viral yang memperlihatkan kekerasan fisik terhadap Anastasia.
Randy juga menambahkan bahwa pasangan tersebut telah berpisah lebih dari enam bulan. Anak laki-laki mereka saat ini tinggal bersama Aditya, sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak. Anastasia hanya bisa bertemu anaknya dalam waktu-waktu tertentu
BACA JUGA:Penawaran Samsung Galaxy Tab S10 Plus 2024, Worth It Gak Sama Speknya?
Terkait kondisi Anastasia, secara fisik dikabarkan masih dalam kondisi lemah dan sedang menjalani perawatan untuk memulihkan kesehatan fisik dan mentalnya.
Sementara itu, proses hukum pihaknya telah menyerahkan bukti-bukti terkait penganiayaan yang terjadi pada 2 Oktober, termasuk rekaman video kepada pihak kepolisian.