
Halimi juga mengatakan peserta bimtek harus memiliki komitmen untuk melaksanakan pengimbasan baik kepada teman sejawat maupun siswa.
"Bila 1 guru utama melakukan pengimbasan pada 10 guru sejawat dan para guru sejawat melakukan pengajaran kepada para siswa, pelaksanaan RBD akan berjalan dengan maksimal,"jelas Halimi.
Oleh karena itu, Pihaknya, sangat berharap setelah pulang dari kegiatan ini, para guru harus benar-benar mendedikasikan diri untuk melindungi dan melestarikan bahasa Lampung, salah satunya melalui program RBD ini.
BACA JUGA:Kongres Bahasa Lampung Hasilkan Rencaka Lima
BACA JUGA:Rektor UTI Dorong Peningkatan Penggunaan Bahasa Lampung
Ketua pelaksana, Sustiyanti melaporkan bahwa guru yang mengikuti revitalisasi bahasa daerah merupakan perwakilan dari kabupaten/kota se-Provinsi Lampung.
Para peserta akan mendapat pengajaran dari para narasumber penyusun model.
Materi yang akan diajarkan adalah model dongeng berbahasa Lampung, model bernyanyi lagu Lampung, model berpuisi tradisi, dan model mempelajari aksara Lampung.
BACA JUGA:PIDATO BAHASA LAMPUNG
BACA JUGA:Guru Bahasa Lampung Kian Dibutuhkan
Saat pembukaan bimtek Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Lampung.
Plt. Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Lampung,Yuri A Primasari diwakili oleh Dewi Anggraini mengatakan Kegiatan yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Lampung ini merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah dalam upaya melestarikan bahasa daerah, khususnya bahasa Lampung.
BACA JUGA:Prodi Bahasa Lampung Lestarikan Budaya Lokal
BACA JUGA:Ini Dia Pemenang Sayembara Menulis Puisi Berbahasa Lampung DKL
"Melalui kegiatan pelatihan ini, saya berharap kita semua dapat terus berkolaborasi dan bersinergi untuk merumuskan strategi dan langkah konkret dalam memperkuat upaya revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Lampung," pungkas Dewi.