Diskusi Buku Sastra Bedah Buku Puisi Ari Pahala Hutabarat

Rabu 01-10-2025,23:09 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Widisandika Budiman

RADARLAMPUNG.CO.ID - Buku Puisi "Hari Hari Bahagia" Karya Ari Pahala Hutabarat (APH) dibedah dalam diskusi buku sastra#1 yang berlangsung di Aula Gedung C Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila), pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Diskusi buku sastra#1 merupakan program kegiatan  Lampung Literature berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Kelompok Studi Seni (UKM F KSS) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJ PBS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila). 

Kegiatan Diskusi Buku Sastra#1 mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia ini dimoderatori Edi Siswanto, Dosen PPKn FKIP Unila.

Dalam diskusi buku sastra#1 menghadirkan tiga sosok yakni Ari Pahala Hutabarat, penulis buku puisi "Hari Hari Bahagia" , Ketua Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Lampung, Dr Munaris, M.Pd  dan Sastrawan dan Budayawan Lampung , Iswadi Pratama.

BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa Universitas Lampung Tergabung Dari Berbagai Fakultas Tampil Percaya Diri Dalam Parade Unila

Ari Pahala Hutabarat (APH), menyampaikan, ia mengambil judul "Hari Hari Bahagia" ini menyampaikan, Puisi ini merupakan residu dalam kehidupan sehari sehari yang ingin kita komunikasikan atau sampaikan melalui fikiran atau argumen biasanya di keluarkan melalui essay, tulisan maupun lainnya.

Termasuk ada hal yang tidak bisa disampaikan atau komunikasikan terutama  hal hal yang sifatnya emosional, sentimentil, dan fikiran yang tidak bisa diluapkan maka residunya keluar melalui puisi termasuk dalam puisi "hari hari bahagia" ini.

Sebagai Alumni, ia mengaku baru sekali setelah berpuluh tahun lamanya sebagai alumni FKIP Unila. "Luar biasa masuk kembali FKIP Unila harus berpuluh tahun lama. Akhirnya membawa karya sastra dengan puisi berjudul Hari Hari Bahagia ,"jelas APH tersebut di depan mahasiswa FKIP Unila.

Sementara, Ketua Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Lampung, Dr Munaris, M.Pd menilai, puisi "hari hari bahagia" mesin produksi APH wah ini tak bahagia pasti tidak bahagia.

"Karena saya yakin produk puisi. Bagaimana mau bahagia, kalau kita diminta untuk memahami puisi "Hari Hari Bahagia" ,"jelas Munaris.

Menurutnya, klimak romantis seorang puisi itu terlihat dari klimak puisinya seperti puisi kali ini berjudul "hari hari bahagia"

BACA JUGA:Unila - Kemendag Teken MOU, Perkuat Literasi Ekspor Untuk Peningkatan Daya Saing UMKM Lampung

Apalagi, di pengantar APH bahwa Puisi itu Residu."Bagaimana mau bahagia, kalau puisi ini residu semua,"jelas Munaris.

Munaris juga menyampaikan, sebuah puisi tidak bisa disalahkan, karena memiliki presepsi masing masing karena pemikiran penulis belum tentu sama dengan penikmat puisi atau pendengar puisi tersebut.

Misalnya, mengutip bait puisi APH "Hari Hari Bahagia" : 

Kategori :