Dosen FK Unila Lakukan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular & Status Gizi pada Lansia

Minggu 09-11-2025,12:53 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Anggi Rhaisa

RADARLAMPUNG.CO.ID -  Tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Deteksi Dini Status Gizi dan Penyakit Tidak Menular pada Lansia” di Posyandu Lansia Kebon Bibit, wilayah kerja Puskesmas Hajimena, Kabupaten Lampung Selatan.

Kegiatan ini diketuai oleh Hesti Yuningrum, S.KM., M.P.H, dengan anggota tim Suryani Agustina Daulay, S.Tr.Keb., M.K.M, dr. Diana Mayasari, S.Ked., M.K.K, dan Nabilla, M.Pd. 

Pengabdian ini merupakan bentuk kontribusi dosen Unila dalam mendukung program kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok lanjut usia (lansia) yang merupakan populasi rentan terhadap berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia.

Menurut Hesti , deteksi dini terhadap perubahan komposisi tubuh dan faktor risiko PTM sangat penting untuk mencegah komplikasi serta menurunkan beban penyakit pada kelompok lansia.

BACA JUGA:Perkuat Kerjasama Bidang Tridharma, Unila-Pemkab Tulang Bawang Teken Mou

“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu masyarakat, khususnya lansia, untuk lebih memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan dan status gizi secara berkala,” ujar Hesti.

Dalam kegiatan ini, tim melakukan pemeriksaan status gizi menggunakan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) serta skrining penyakit tidak menular meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu, dan kadar asam urat.

Sebanyak 40 orang lansia yang aktif mengikuti posyandu menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki kategori pre-hipertensi sebanyak 14 orang (35%), kadar gula darah normal sebanyak 32 orang (80%), dan asam urat tinggi sebanyak 24 orang (60%). 

BACA JUGA:Bangun ASN Yang Profesional, Unila Sosialisasikan Perencanaan Dan Desain Manajemen Talenta

Dari pemeriksaan komposisi tubuh menggunakan alat BIA, ditemukan bahwa 45% responden termasuk kategori obesitas, 72,5% memiliki kadar lemak tubuh sangat tinggi, 67,5% memiliki lemak visceral normal, dan 70% memiliki massa otot rendah.

Melalui kegiatan ini, para dosen Unila berharap dapat meningkatkan kesadaran lansia akan pentingnya pemantauan status gizi dan kesehatan secara rutin.

Program ini juga menjadi bagian dari upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan yang dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan di masyarakat, termasuk bidan desa.

“Pendekatan seperti ini sangat membantu dalam mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, sehingga intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” tambah Hesti.

BACA JUGA:Dorong Kerja Sama Global & Riset Inovatif, FT Unila Gelar ICCTEIE 2025

Kategori :