Dari Notifikasi WhatsApp Menuju Kesadaran Baru — Cerita Ahmad dan Pentingnya Cek Kesehatan Gratis

Selasa 18-11-2025,12:00 WIB
Reporter : Prima Imansyah Permana
Editor : Melida Rohlita

“Tut-tut-tet…”

Suara notifikasi WhatsApp itu memecah sunyi di ruang tamu kecil berukuran 72 meter persegi milik Ahmad Maulana, warga Perumahan Kampung Siger, Bernung, Pesawaran. Malam itu, pukul 22.43 WIB, Senin, 20 Oktober 2025, ia sedang bersandar di sofa setelah seharian bekerja sebagai karyawan swasta. Istrinya sudah tertidur lebih dulu, sementara anak semata wayangnya, Aidan, lelap di kamar.

Pesan di layar ponselnya berasal dari nomor resmi Kementerian Kesehatan RI.

“Selamat malam, Bapak/Ibu. Waktunya mendaftar Cek Kesehatan Gratis (CKG) Kado Ulang Tahun…”

Ahmad terdiam.

Lima hari lagi ia menginjak usia 30 tahun—sebuah angka yang sering dianggap sebagai fase kedewasaan penuh, tetapi bagi Ahmad, lebih terasa sebagai pengingat bahwa tubuhnya mulai memberi tanda-tanda kelelahan yang tak bisa lagi diabaikan.

Meski demikian, ia sempat men-screenshot pesan itu.

Bukan untuk dibagikan ke grup keluarga, tetapi untuk disimpan sebagai pengingat… atau mungkin justru alasan untuk menunda.

“Masalahnya cuma satu,” kata Ahmad sambil tertawa canggung ketika diwawancara.

“Saya takut jarum suntik. Dari dulu.”

Namun dalam hati ia juga menyadari: tubuhnya semakin sering mengeluh. Ia kerap mudah capek, beberapa kali merasakan nyeri sendi setelah bangun tidur, bahkan mudah sekali terserang flu ketika cuaca berubah. Rasa penasaran bercampur takut membuatnya akhirnya membuka chatbot Kemenkes, mengikuti instruksi satu per satu—dari memilih menu pendaftaran, membuka link kemenkes.go.id/daftarckg, hingga melengkapi identitas diri lewat WhatsApp Layanan Kesehatan Primer.

Akhir Pekan yang Tak Berjalan Sesuai Rencana

Ahmad menjadwalkan pemeriksaan pada Sabtu pagi, 26 Oktober 2025, bertepatan dengan hari libur kantor. Ia berniat memadukan rutinitas olahraga paginya dengan kunjungan ke Puskesmas.

Satu hal yang jarang orang tahu: Ahmad sebenarnya gemar berolahraga.

Setiap Sabtu dan Minggu, ia rutin running selama satu jam di lingkungan Universitas Lampung (Unila), menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Lingkungan kampus yang rindang, trotoar yang lebar, serta udara pagi yang segar menjadi alasan ia selalu berlari di sana.

Kategori :