Dari Notifikasi WhatsApp Menuju Kesadaran Baru — Cerita Ahmad dan Pentingnya Cek Kesehatan Gratis

Selasa 18-11-2025,12:00 WIB
Reporter : Prima Imansyah Permana
Editor : Melida Rohlita

Ia masuk ke ruang dokter untuk konsultasi. Dokter memberikan daftar panjang saran gaya hidup:

menghindari daging merah, jeroan, kacang-kacangan tertentu, mengurangi santan dan makanan berminyak, memperbanyak air putih, menjaga berat badan, serta istirahat yang cukup. Dokter juga meresepkan obat untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko komplikasi.

Keluar dari ruangan dokter, Ahmad duduk lama di bangku luar Puskesmas.

Ia menatap langit pagi yang mulai cerah.

“Baru 30 tahun, tapi angka kesehatan saya seperti ini…” batinnya.

Perubahan Besar Setelah CKG: Dari Piring ke Kebiasaan, Dari Ketakutan ke Kesadaran

Sejak hari itu, rutinitas Ahmad berubah drastis.

Jika sebelumnya ia sering membeli nasi padang untuk makan siang—lengkap dengan kuah santen yang menggugah selera—kini ia memilih membawa bekal masakan istrinya. Ia mengganti sarapan menjadi menu rebusan seperti wortel, labu kuning, ubi ungu, atau salad sederhana.

“Saya mulai tinggalkan gorengan, santen, jeroan… padahal dulu itu favorit,” katanya sambil tersenyum malu.

Air putih ia konsumsi lebih banyak.

Ia bahkan mulai mencatat pola makan harian dan memastikan tidak makan terlalu larut.

Olahraga yang semula sekadar rutinitas akhir pekan kini menjadi elemen penting bagi kesehatannya.

Setiap Sabtu dan Minggu, ia tetap running di Unila, tetapi dengan motivasi baru: memulihkan kondisi tubuhnya yang sempat ia abaikan bertahun-tahun.

“Kalau dulu saya lari cuma untuk keringat biar segar. Sekarang saya lari untuk sembuh,” ucapnya.

Mengajak Warga Lain: Jangan Takut Deteksi Dini

Setelah merasakan sendiri manfaat program CKG, Ahmad aktif mengajak lingkungan sekitarnya—tetangga, teman kantor, bahkan keluarga—untuk memanfaatkannya.

Kategori :