disway awards

Kasus Dugaan Perundungan di SMP 2 Xaverius Dianggap Tuntas, Ternyata Konflik Keluarga

Kasus Dugaan Perundungan di SMP 2 Xaverius Dianggap Tuntas, Ternyata Konflik Keluarga

Kepala Dinas PPPA Bandar Lampung Maryamah.-Foto: Melida Rohlita/Radarlampung.co.id-

RADARLAMPUNG.CO.ID – Dugaan perundungan yang sempat menyeret nama SMP Xaverius 2 Bandar Lampung dipastikan telah tuntas. 

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandar Lampung menegaskan persoalan tersebut bukanlah tindakan bullying, melainkan konflik keluarga yang terbawa hingga lingkungan sekolah, beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas PPPA Kota Bandar Lampung, Maryamah, menyampaikan pihaknya telah mempelajari kronologi dan memanggil pihak terkait sebelum memastikan duduk permasalahannya.

“Untuk yang SMP 2 Xaverius itu sekarang sudah damai. Ternyata mereka masih satu keluarga, jadi permasalahan keluarga terbawa ke sekolah hingga muncul dugaan perundungan. Tapi setelah kami pelajari dan kami dalami, itu bukan perundungan, melainkan murni masalah keluarga ýang terbawa hingga sekolah,” kata Maryamah, Kamis, 20 November 2025.

Dirinya juga membenarkan bahwa persoalan tersebut sempat dilaporkan ke kepolisian. 

Namun pada akhirnya, penyelesaian dilakukan di tingkat sekolah setelah kedua pihak sepakat berdamai.

“Memang benar sampai lapor ke polisi, tapi masalah itu akhirnya selesai di sekolah. Kedua pihak juga meminta untuk tidak didampingi Dinas PPPA karena ini masalah keluarga, padahal kami sangat siap untuk mendampingi,” ujarnya.

Maryamah menambahkan, pada prinsipnya setiap kasus anak yang terjadi di wilayah Bandar Lampung bisa difasilitasi penyelesaiannya oleh pemerintah kota melalui Dinas PPPA. 

Namun khusus kasus ini, permintaan langsung dari keluarga membuat pendampingan tidak dilakukan.

“jadi untuk yang di Xaverius itu sudah damai. Karena kalau kejadian di Bandar Lampung, terjadi perundungan pada satu anak. Maka yang menyelesaikannya harus melalui mekanisme yang ada di Bandar Lampung. Tapi dalam kasus ini, mereka memilih menyelesaikannya sendiri,” tutupnya.

Dinas PPPA berharap penyelesaian ini menjadi pembelajaran bagi keluarga maupun sekolah agar komunikasi lebih terbuka, sehingga konflik serupa tidak kembali berulang.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait