Harga Emas Masih Panas di 2026, Tapi Mulai Dingin di 2027 ?
Laporan World Bank memproyeksikan harga emas akan mereda sekitar 5% setelah tahun 2026. Ilustrasi/Gemini AI--
Bahkan, diperkirakan akan tetap berada sekitar 180% di atas rata-rata dibandingkan dengan harga periode 2015 hingga 2019 sebelumnya.
Menurut laporan lembaga itu, kenaikan emas kali ini memang mirip dengan lonjakan pada 1979–1980, periode saat harga emas naik hampir dua kali lipat, yang dikarenakan inflasi dan krisis minyak.
Namun ada perbedaan yang disorot, menurut Bank Dunia, sekarang lonjakan lebih banyak didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral.
- Perak Sebagai Safe Haven Lain
Selain emas, World Bank juga melihat prospek cukup optimis untuk harga perak. Komoditas logam perak menjadi pilihan lain sebagai aset safe haven bagi sederet investor.
BACA JUGA:Taklukkan Bali dan DKI, Pencak Silat Lampung Tambah Dua Emas di PON Beladiri 2025 Kudus
Bukan hanya dipandang sebagai aset investasi, logam ini juga merupakan bahan penting di industri teknologi;
Mulai dari panel surya hingga semikonduktor, sebuah industri yang mempunyai kesempatan untuk terus tumbuh pesat kedepannya.
“Permintaan perak akan terus tumbuh karena perannya yang ganda, sebagai aset safe haven sekaligus material penting bagi energi terbarukan dan teknologi tinggi,” tulis lembaga itu.
Namun, World Bank juga mengingatkan bahwa arah harga logam mulia ini masih bisa berubah tergantung pada situasi dan dinamika global.
BACA JUGA:Emas Pertama Untuk Kempo Lampung di Ajang PON Beladiri I 2025
Ketegangan geopolitik yang meningkat bisa kembali mendorong harga naik.
Namun, jika situasi politik dan ekonomi global mereda, harga emas dan perak berpotensi menurun dan masuk fase koreksi.
Jadi kalau situasi politik ekonomi global mereda. Bisa jadi harga emas dingin (turun,red) di tahun 2027 tetapi masih diprediksi panas (naik,red) tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
