80 Tahun Indonesia Merdeka: 50 Proyek Konektivitas Sabang Sampai Merauke, HK Gerakkan Ekonomi dan Layanan
Foto dok Hutama Karya.--
BACA JUGA:Bocoran Link DANA Kaget Jumat Siang, Rezeki Buat Tambahan Saldo Dompet Digital
Adapun Jembatan Youtefa di Papua bukan hanya penghubung transportasi, tetapi juga ikon wisata baru, menumbuhkan kegiatan ekonomi lokal.
Komitmen pemerataan juga diwujudkan melalui peningkatan jalan nasional yang membuka keterisolasian dan menguatkan konektivitas antarkawasan.
Di Papua Barat, ruas Muri–Kwartisore sepanjang sekitar 16 km menghubungkan kampung terpencil ke jaringan transportasi utama sehingga akses layanan publik dan mobilitas barang menjadi lebih cepat.
Di Kalimantan Timur, koridor Balikpapan–Samarinda memperkuat pergerakan orang dan logistik di jantung ekonomi provinsi, sekaligus menjadi simpul penting yang menghubungkan kawasan industri, pelabuhan, dan bandara.
Di Jawa Timur, peningkatan akses menuju destinasi seperti Jolosutro–Sendangbiru serta penguatan konektivitas Kalimujur–Jember–Lumajang mendorong pariwisata, distribusi hasil pertanian, dan layanan dasar lintas kabupaten.
Selain itu, pengalaman internasional juga dicatat melalui proyek di Timor Leste, antara lain pembangunan jalan di Oecusse dan Maliana Town Phase 2, yang mendukung konektivitas wilayah perbatasan dan memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama infrastruktur kawasan.
Secara historis, jejak kompetensi perkotaan Hutama Karya turut terlihat pada Simpang Susun Semanggi (1961–1962)—interchange yang menyatukan koridor Sudirman–Gatot Subroto dan menjadi tonggak pengembangan jaringan jalan modern di Jakarta.
Pembangunan jaringan jalan dan tol Hutama Karya memberi efisiensi nyata pada logistik nasional, dengan penurunan biaya hingga 30–40% sebagaimana tercermin dari penghematan waktu tempuh dan operasional kendaraan.
BACA JUGA:Promo Indomaret Jumat 29 Agustus 2025, Panen Diskon Cashback Rp 5 Ribu Hari Ini
Di Sumatera, Tol Pekanbaru–Dumai (131 km) memangkas perjalanan dari sekitar 4 jam menjadi sekitar 1,5 jam, sementara koridor Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung (sekitar 177,22 km) menurunkan waktu tempuh hingga sekitar 40%.
Perjalanan Medan–Jakarta yang sebelumnya sekitar 30 jam kini dapat ditempuh sekitar 20 jam berkat keterhubungan antarruas JTTS.
Pada dimensi ketenagakerjaan, setiap ruas menyerap sekitar 400–700 pekerja selama konstruksi, dengan prioritas rekrutmen lokal sekitar 60%; total serapan tenaga kerja di proyek JTTS mencapai lebih dari 8.000 orang, dan secara kumulatif lintas proyek sebesar 15.000 orang.
Dampak turunan turut terlihat pada UMKM dan pariwisata: akses bahan baku dan pasar menjadi lebih cepat, di mana sebelum adanya tol ini perlu memakan waktu yang signifikan untuk mencapai daerah tujuan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
