disway awards

Susuri Kasus TB, Dinkes Lamteng Tersandung Stigma dan Logistik

Susuri Kasus TB, Dinkes Lamteng Tersandung Stigma dan Logistik

Kepala Dinkes Lamteng dr. Lidia Dewi.-Foto Dok. Radarlampung.co.id-

BACA JUGA:Bersih-bersih DPT, KPU Way Kanan Blusukan ke Kampung

Kabar baiknya, tahun ini, Kabupaten Lampung Tengah menerima bantuan pusat berupa 11 ribu Cartridge GeneXpert dari total kebutuhan 22 ribu unit.

Cartridge adalah wadah sekali pakai untuk mendeteksi bakteri TB dan resistensinya terhadap rifampisin. Nilai pagunya hampir Rp2 miliar.

Kekurangannya ditutup dengan metode pemeriksaan mikroskop Bakteri Tahan Asam (BTA), di mana dahak diwarnai khusus lalu diperiksa untuk mendeteksi keberadaan bakteri.

Kedepannya, Dinkes berencana menggelar skrining aktif di sejumlah lokasi keramaian menggunakan alat rontgen portable yang rencananya bakal dibeli tahun ini.

BACA JUGA:Pemkab Way Kanan Gelar Cek Kesehatan Serentak untuk 93 Ribu Siswa

Namun, alat itu saja belum cukup. Melainkan masih dibutuhkan pelindung timbal untuk meredam radiasi.

"Untuk sementara, pelindung untuk meredam radiasi akan dipinjam dari rumah sakit," ungkapnya.

Lidia melanjutkan, skrining juga dilakukan pada kelompok rentan: warga miskin, lansia, penyandang HIV, serta penderita diabetes yang kekebalannya menurun.

Strategi jemput bola dijalankan kader layanan primer bersama Kader ILS. Mereka menyisir kampung, mengajak warga memeriksakan diri, dan memantau pengobatan.

BACA JUGA:Waskita Karya Bantu UMKM Naik Kelas Melalui Dukungan Penciptaan Lapangan Kerja

Bicara terkait stok obat TB, untuk Lampung Tengah saat ini diklaim masih aman. Namun temuan kasus baru dan penyelesaian pemeriksaan masih menjadi tantangan besar.

Di atas kertas, strategi penanggulangan TB telah lengkap: investigasi kontak, skrining aktif, kampung bebas TB, penguatan kader desa, hingga rontgen keliling.

Di lapangan, stigma, akses layanan, dan keterbatasan alat membuat target penemuan kasus masih tertinggal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: