disway awards

Unila, Rumah Tak Ramah

Unila, Rumah Tak Ramah

Bang Aca.--

BACA JUGA:Menkop Budi Arie: Koperasi Merah Putih Jadi Motor Ekonomi Nasional dari Desa

Menurut Bang Aca, ini seolah bukan lagi soal siapa yang pintar. Tapi siapa yang sanggup membayar mahal untuk masuk kampus negeri.

“Kalau sudah seperti ini, anak-anak dari keluarga pas-pasan akan selalu kalah. Kalah skor, lalu kalah kesempatan,” katanya.

Ia menyebut, perguruan tinggi negeri seharusnya tak berdiri di atas 'menara gading'.

Unila itu kampus negeri. Dibangun di tanah Lampung. Dibiayai negara. Sudah seharusnya berpihak pada anak-anak di sekelilingnya,” ungkapnya.

BACA JUGA:Dampak Aturan Baru Kemenag, Madrasah Negeri di Way Kanan Terancam Punah

BACA JUGA:Didominasi UMKM, Penggunaan QRIS di Lampung Tumbuh 27,8 Persen

Ia tahu, memperbaiki kualitas lulusan SMA dan SMK adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.

Tapi tanpa keberpihakan dari kampus negeri, kata Ardiansyah, mereka tetap tidak akan punya tempat di rumah sendiri.

Seribu kursi dibuka tiap tahun. Tapi hanya puluhan anak Lampung yang duduk di sana.

Sisanya, mereka 'menonton' dari luar pagar. Atau pulang—dan menyerah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait