Deretan Fenomena Langit Terindah yang Pernah Terjadi
Ilustrasi hujan meteor perseid-Foto: Dok. Radarlampung.co.id-
Ketika bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi (perigee), ia tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang—itulah supermoon.
Sementara blood moon terjadi ketika gerhana bulan total membuatnya berubah merah tembaga akibat pembiasan cahaya atmosfer Bumi.
Pada Mei 2021, jutaan orang di Indonesia menyaksikan fenomena Super Blood Moon. BRIN menyebutnya sebagai peristiwa "Dua dalam Satu Malam", bulan perigee bertepatan dengan gerhana total.
Langit berubah oranye keemasan, menciptakan pemandangan yang membuat banyak orang keluar rumah hanya untuk mengabadikannya.
Menurut NASA, warna merah yang tampak bukan karena bulan benar-benar berubah, tapi akibat pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer Bumi, efek yang sama yang membuat matahari terbenam tampak jingga.
BACA JUGA:Manfaat Berendam di Air Laut untuk Terapi Kesehatan
Komet Neowise dan Pan-STARRS
Tahun 2020 menjadi salah satu tahun paling berkesan bagi pengamat langit. Komet Neowise (C/2020 F3) melintas begitu terang hingga bisa dilihat dengan mata telanjang di seluruh dunia.
Ekor panjangnya membentang sejauh 10 juta kilometer, memantulkan cahaya keemasan yang memesona.
Bahkan di Indonesia, pengamat di Maluku dan Sulawesi sempat mengabadikannya sebelum terbenam di cakrawala barat.
Sebelumnya, pada 2013, komet Pan-STARRS juga menarik perhatian dunia dengan warna oranye keperakan yang tampak seperti bintang berekor panjang.
Para astronom menyebut kehadiran komet seperti mengintip masa lalu tata surya. "Komet membawa sisa material pembentuk planet miliaran tahun lalu," jelas Dr. Thomas Zurbuchen dari NASA. Melihatnya seperti membaca bab pertama sejarah tata surya.
Cahaya Hijau Matahari Terbenam
Jarang diketahui, tetapi ada fenomena optik menakjubkan bernama green flash atau kilatan hijau saat matahari terbenam.
Hanya berlangsung beberapa detik, cahaya ini muncul ketika sinar matahari dibiaskan oleh atmosfer pada sudut rendah.
Fenomena ini sering terjadi di lautan lepas dengan udara jernih, seperti di pantai barat Sumatra atau Nusa Tenggara.
Fotografer langit sering menunggu momen ini dengan kesabaran tinggi karena jika terlewat satu detik saja, warna hijau itu menghilang tanpa jejak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
