Modern, Praktis, dan Wangi, Tapi Benarkah Vape Lebih Aman bagi Generasi ‘Si Paling’ Sadar Kesehatan?
Vape kini jadi simbol gaya hidup modern anak muda Lampung, namun ahli medis mengungkap fakta mengejutkan di balik tren ini.-Lussy Madani/MK-
RADARLAMPUNG.CO.ID - Di kafe, di kampus, juga di pinggir jalan, uap putih dari rokok elektrik makin sering terlihat di antara obrolan anak muda.
Ya, kini vape seolah bukan lagi sekadar pengganti rokok, tapi simbol gaya hidup baru yang dianggap lebih modern.
Bram Satria Dewantara (28), karyawan Simple Vape Store, menyebut penjualannya naik seiring tren itu.
“Banyak anak muda yang fomo, juga orang dewasa yang pindah ke rokok elektrik karena cukai rokok naik,” ujarnya, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Menurut Bram, target pasarnya jelas: anak muda usia 21 tahun ke atas, terutama mahasiswa dan pekerja muda.
“Kami nggak jual ke yang di bawah 21 tahun, itu udah aturan dari toko,” tegasnya.
Namun, tren ini tak hanya soal selera, tapi juga soal persepsi bahwa vape lebih aman daripada rokok biasa.
Putra Agung Wicaksono (25), pengguna vape, mengaku beralih karena ingin mengurangi konsumsi rokok konvensional.
“Dulu bisa dua bungkus sehari, sekarang paling satu dua batang. Sisanya vape,” katanya.
Ia mengaku belum merasakan efek kesehatan berarti. “Mungkin ada risikonya, tapi belum terasa aja,” tambahnya santai.
Namun, pendapat itu dibantah oleh kalangan medis.
Dokter Irgie Catur Ryansyah, melalui akun TikTok-nya, menjelaskan vape justru bisa menimbulkan kerusakan serius pada paru-paru.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
