Kesehatan pada Aktivitas Nongkrong Anak Muda

Kesehatan pada Aktivitas Nongkrong Anak Muda

Dr. Suharmanto, S.Kep., M.K.M.
Dosen Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unila
WORLD Health Organization (WHO) tahun 1947 mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang sempurna pada fisik, mental dan sosial, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Berdasarkan dua definisi sehat tersebut dapat disimpulkan bahwa sehat adalah  keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, maupun sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat dapat dipengaruhi multifaktor yang salah satunya faktor lingkungan sosial yaitu teman sebaya. Salah satu aktivitas yang dilakukan anak muda bersama teman sebayanya adalah aktivitas nongkrong yang dilakukan di warung kopi tradisional, kafe, kedai kopi modern, restoran cepat saji serta tempat yang dianggap nyaman untuk berkumpul. Karena, kita ketahui bahwa masa muda merupakan masa perkembangan untuk pencarian jati diri dan pembentukan karakter sesorang. Hambatan dalam setiap tahap perkembangan anak muda dapat menimbulkan masalah kesehatan jika tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut dapat berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Anak muda yang tidak dapat mengatasi berbagai masalah yang ada, dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, depresi, gangguan psikotik dan permasalahan kesehatan fisik, mental maupun sosial. Kesehatan pada anak muda sangat penting untuk diperhatikan karena pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari aspek fisik, emosi, intelektual, psikologis dan sosial. Masa muda yang dialami anak muda menunjukkan ciri seperti keingintahuan yang besar, bereksperimen, berpetualang, mencoba bermacam tantangan, dan berani mengambil risiko tanpa pertimbangan yang matang yang dapat dilakukan bersama teman sebayanya. Dalam hal ini, kesehatan anak muda dapat dipengaruhi faktor sosial seperti individu dan sosial seperti keluarga dan teman sebaya. Anak muda membutuhkan teman dekat yang dapat menjadi tempat berbagi perasaan yang akan membantu anak muda untuk mengatasi masalah pribadi. Peran teman sebaya pada anak muda sangat diperlukan untuk proses belajar sosial, serta pembentukan diri anak muda. Teman sebaya mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang melalui berbagai aktivitas yang dilakukan bersama teman sebayanya. Aktivitas anak muda yang sering dilakukan bersama teman sebaya pada waktu luang antara lain aktivitas nongkrong bersama teman sebayanya. Tempat berkumpul anak muda banyak menawarkan fasilitas seperti tersedianya wi-fi gratis, televisi kabel dan ruangan ber-AC. Hal ini yang menjadi daya tarik anak muda untuk melakukan aktivitas nongkrong. Alasan anak muda untuk mengikuti aktivitas nongkrong untuk bertukar informasi, mengisi waktu luang atau kegiatan lainnya. Nongkrong dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi, sosialisasi, informasi dan hiburan. Aktivitas nongkrong anak muda pada berbagai tempat dapat mendorong munculnya perilaku yang berisiko bagi kesehatan (health risk behavior) juga perilaku yang tidak menguntungkan bagi kesehatan (health beneficial behavior). Health risk behavior yang dapat muncul pada aktivitas nongkrong anak muda antara lain merokok, minum minuman keras, konsumsi narkoba dan konsumsi makanan cepat saji (fast-food). Aktivitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor serta dapat berdampak pada kesehatan seseorang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, mendapatkan prevalensi merokok usia anak muda 15-24 tahun terus mengalami peningkatan. Prevalensi merokok usia 15-19 tahun pada laki-laki tahun 2010 sebesar 38% dan tahun 2013 sebesar 37%. Prevalensi merokok usia 15-24 tahun sebesar 36,7%. Riskesdas (2007) mendapatkan bahwa jumlah anak muda pengonsumsi minuman beralkohol sebesar 4,9%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 23% atau 14,4 juta orang. Merokok merupakan bentuk health risk behavior yang banyak ditemukan pada anak muda yang nongkrong di warung kopi tradisional, kafe, kedai kopi modern dan restoran cepat saji. Anak muda merokok sebagai simbol kejantanan dan bentuk kesetiakawanan pada kelompok. Pengakuan dan penerimaan oleh kelompok merupakan sesuatu yang sangat penting bagi anak muda, karena anak muda mulai mengenal teman sebaya dalam kelompok. Interaksi antar anggota dalam kelompok menimbulkan kebanggaan yang diperoleh anak muda karena pada awalnya anak muda diperlakukan sebagai anak kecil. Tetapi lambat laun akan diterima sebagai anggota dalam kelompok yang berisikan anak muda yang sebaya. Hal ini dapat dicapai dengan aktivitas merokok bersama. Rasa kesetiakawanan yang terlihat dalam kelompok teman sebaya yang sedang nongkrong adalah menawarkan rokok atau menghisap rokok bersama-sama. Minum-minuman keras juga ditemukan pada aktivitas nongkrong anak muda di warung kopi tradisional. Umumnya warung kopi yang dijadikan tempat untuk minum minuman keras adalah warung kopi yang terletak di gang sempit yang jauh dari pengawasan masyarakat. Konsumsi miras oplosan dapat menimbulkan dampak tidak baik bagi tubuh. Meskipun anak muda mengetahui dampak buruk dari konsumsi miras oplosan, tapi anak muda tetap melakukan aktivitas tersebut dikarenakan adanya ajakan kelompok yang menganggap bahwa aktivitas seperti minum oplosan sebagai bentuk kebersamaan dalam kelompok. Anak muda akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan setelah konsumsi miras oplosan bersama anggota kelompoknya. Anak muda juga merasa dianggap sama dan tidak ada kesenjangan oleh anggota kelompoknya. Penggunaan narkoba ditemukan pada aktivitas nongkrong anak muda di warung kopi tradisional. Anak muda menggunakan narkoba diawali dengan mencoba-coba karena rasa penasaran. Anak muda menggunakan narkoba bersama teman sebayanya sebagai bentuk penghargaan untuk kelompoknya. Anak muda yang menggunakan narkoba adalah anak muda yang merokok dan minum minuman beralkohol. Penggunaan narkoba pada anak muda saat nongkrong dapat disebabkan karena diawali dengan kebiasaan merokok. Berawal dari kebiasaan merokok, anak muda mempunyai mempunyai rasa ingin tahu untuk mencoba zat lain yang memberikan sensasi kenikmatan yang lebih daripada merokok. Akhirnya anak muda berpindah untuk mencoba konsumsi miras  dan menggunakan narkoba. Penelitian membuktikan bahwa anak muda yang menggunakan narkoba adalah anak muda yang merokok aktif dan mempunyai kebiasaan minum-minuman beralkohol. Korban akibat penggunaan narkoba tidak memandang usia. Peredaran narkoba semakin mudah karena narkoba dapat dicampurkan kedalam produk makanan yang dapat dikonsumsi semua orang. Bentuk health risk behavior selanjutnya adalah konsumsi makanan cepat saji (fast food). Faktor yang menyebabkan anak muda datang ke restoran cepat saji adalah karena pelayanan yang cepat, tempat yang nyaman, fasilitas akses internet secara gratis serta adanya tawaran iklan promo paket makanan dan minuman.  Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan pada anak muda, akan mempengaruhi kebiasaan makan anak muda. Konsumsi fast-food memberikan gengsi sosial yang tinggi dan di identikan dengan makanan kaum kelas atas sehingga mendorong anak muda untuk menjadi konsumen makanan cepat saji tersebut. Hal ini mempengaruhi identitas diri kaum muda itu sendiri karena telah berubah dari identitas lokal menjadi identitas instan modern. Selain memunculkan health risk behavior, aktivitas nongkrong anak muda juga memunculkan perilaku yang menguntungkan bagi kesehatan (health beneficial behavior). Perilaku yang menguntungkan bagi kesehatan saat nongkrong antara lain adalah meningkatknya produktivitas, kebahagiaan dan menghilangkan stres. Anak muda merasakan produktivitas yang meningkat saat nongkrong, seperti merasa lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas sekolah/kuliah ataupun berdiskusi yang menghasilkan ide-ide kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu manfaat dari aktivitas nongkrong yang dilakukan anak muda bersama teman sebayanya adalah meningkatkan produktivitas baik dalam hal mengerjakan tugas sekolah maupun berdiskusi. Sosialisasi antar anggota dalam aktivitas nongkrong dapat menambah wawasan bagi anak muda. Anak muda dapat bertukar pikiran dan saling mendukung pada suatu aktivitas tertentu yang bermuatan positif. Komunitas yang mempunyai kegiatan positif akan membawa perilaku yang positif.  Mekanisme sosial menyatakan bahwa dukungan sosial, persahabatan dan kontrol sosial  berdampak pada kesehatan. Anak muda merasakan kebahagiaan pada saat dan setelah aktivitas nongkrong. Bahagia yang anak muda rasakan karena dapat bertemu teman sebayanya, mengerjakan tugas sekolah bersama sehingga dapat mengurangi beban. Selain itu, pada saat nongkrong anak muda dapat berbagi atau bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, sehingga dapat berkurang beban menanggung masalah pribadi, karena mendapatkan solusi permasalahannya. Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan berkontribusi terhadap kesehatan dan sebaliknya kesehatan akan berpengaruh pada kebahagiaan. Nongkrong juga dapat menjadi sarana anak muda untuk menghilangkan stres dan menghilangkan rasa jenuh, sehingga merasa bebas dan jauh dari permasalahan yang sedang dihadapi. Respon psikologis yang dirasakan anak muda saat dan setelah nongkrong adalah respon perasaan dan emosi yang positif.  Anak muda yang melakukan nongkrong juga merasakan kepuasan setelah berkumpul dengan teman sebaya yang mempunyai misi dan tujuan yang sama. Kepuasan merupakan bagian dari kesehatan mental, yaitu suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan nyaman. Orang yang sehat mentalnya mempunyai kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang memiliki mental yang sehat, jika terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi positif dalam dirinya. Kebahagiaan berkontribusi untuk kesehatan dan kesehatan berkontribusi untuk kebahagiaan. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan dan menjadi hukum sebab akibat. Beberapa penelitian mendapatkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan mempunyai hubungan dengan peningkatan fungsi dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan seseorang berdampak positif terhadap kesehatan yang dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi dampak stres. Kesimpulan yang dapat diberikan adalah bahwa aktivitas nongkrong anak muda dapat memberikan potensi yang merugikan bagi kesehatan, seperti merokok, minum minuman keras, konsumsi narkoba dan konsumsi fast food. Sedangkan potensi yang menguntungkan bagi kesehatan pada aktivitas nongkrong antara lain meningkatnya produktivitas, kebahagiaan dan berkurangnya stres. Melalui tulisan ini, penulis memberikan saran bagi anak muda, agar dapat memanfaatkan tempat nongkrong untuk melakukan aktivitas yang bermuatan positif sehingga dapat meningkatkan status kesehatan. Uraian ini tentunya tidak dapat men-generalisir apakah nongkrong lebih bermanfaat atau merugikan bagi kesehatan, tetapi aktivitas nongkrong anak muda memberikan potensi-potensi yang dapat membawa pada manfaat dan kerugian. Untuk itu, keuntungan atau kerugian itu didapatkan tergantung dari tujuan nongkrong anak muda tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: