Iklan Bos Aca Header Detail

Tiga Oknum Polisi Buang Tembakan di Acara Adat, Ini Maknanya Menurut Begawi Lampung

Tiga Oknum Polisi Buang Tembakan di Acara Adat, Ini Maknanya Menurut Begawi Lampung

radarlampung.co.id - Tiga oknum polisi tengah viral tertangkap kamera buang tembakan ke udara. Itu mereka lakukan di acara adat Lampung, di Jl. Abrati, Kel. Kotabumi Udik, Kec. Kotabumi, Lampung Utara, Minggu (15/9).

Mereka pun kini lantas ditindak. Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Lampung telah memeriksa ketiga oknum polisi itu yang diduga telah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Senjata Api.

Sementara dalam prosesi adat Lampung Abung Pepadun (Begawi, Red), terdapat banyak tahapan yang harus dilalui, di antaranya prosesi tembak ke udara. Di mana, tembakan ke udara merupakan salah satu warisan turun-temurun dalam kepangkatan adat seorang penyimbang (tokoh) masyarakat Lampung.

Seperti diuraikan Arizo Fasha, gelar Kiay Suttan Pesirah Abung. Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait timbak (tembak) ke udara dalam acara adat Begawi. Hal itu memang ciri khas dalam adat budaya Lampung Pepadun. 

Dalam Begawi Adat menjadi momentum pertemuan keluarga besar dari luar wilayah yang terdapat marga dan sumbay, mereka saling berkumpul dan bahu-membahu mensukseskan acara yang telah diyakini masyarakat Lampung Pepadun dan dianggap sangat sakral.

\"Jika ada juga oknum polisi yang ikut merasaan eforia dalam acara itu sehingga melakukan prosesi timbak yang memakai senjata profesi mereka, itu hanya sebagai bentuk kebanggan dan kegembiraan berlebih terhadap keluarga yang melaksanakan Begawi Agung. Harus kita ingat juga melaksanakan gawi adat itu tidaklah mudah, banyak hal-hal yang harus dipersiapkan serta diterapkan,” jelas Arizo, Kamis (19/9).

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat harus menanamkan rasa bangga karena terlahir menjadi orang Lampung, dengan segala kekayaan adat yang dimilikinya menjadi salah satu indikator besarnya bangsa Indonesia.

Sementara itu, Istanto.SH, gelar Pangeran Surya Bangsawan menambahkan, dalam prosesi tembak itu kemudian beredar video ada oknum aparat yang melakukan penembakan ke udara dalam prosesi adat Lampung Abung Pepadun (Begawi). 

Melihat video tersebut, secara pribadi sebagai putra pribumi Lampung, Istanto tidak merasa heran karena dalam prosesi adat Begawi khususnya Pepadun sering dijumpai adanya suara ledakan baik itu memakai jeduman, petasan bahkan jaman dahulu dengan meriam. 

Dan yang harus masyarakat umum ketahui, khususnya masyarakat Lampung itu sendiri bahwa tembakan ke udara itu adalah salah satu warisan atau pangkat adat seorang penyimbang Lampung yang cukup sakral.

Bahkan, tembakan ke udara itupun tidak semua masyarakat Lampung Pepadun miliki, hanya tokoh-tokoh atau para penyimbang yang mendapatkan warisan dari turun-menurun atau warisan adat yang didapatkan dari pihak besan, paman dari orang tua perempuan dalam prosesi adat manjau balak begawi. 

\"Saya mendapatkan informasi bahwa oknum polisi tersebut juga adalah bagian keluarga besar dari pemilik acara adat tersebut, mungkin saja mereka ingin berpartisipasi dalam upacara adat sembari ikut menjaga kondusivitas upacara adat yang sakral tersebut,” ujar Bang Anton-sapaan Akrabnya.

Masih kata dia, bila tembak itu ada banyak macamnya, ada tembakan empat tembak, ada tembak serbo buluh (tembakan yang banyak) dan lain-lain tergantung masyarakat adat tersebut miliki, Biasanya itu tertulis dalam dokumen kepemilikan pakaian adat masing-masing rumah atau suku dalam Lampung Pepadun.

\"Namun pada praktiknya mungkin harus ada yang diperhatikan seperti tempat dalam melakukan timbakan ke udara baik memakai jeduman bambu, petasan, atau yang lain-lain harus diposisi yang aman dan tidak membahayakan orang lain,” tandasnya.

Dalam prosesi adat Lampung pepadun (begawi) pun tidak bisa dilebihkan atau mungkin dikurangi  baik dalam alat-alat adat atau proses di dalamnya.  Bila  ada yang melebihkan atau mengurangi apa yang sudah menjadi kadarnya maka akan mendapatkan sanksi yang sudah ditetapkan juga secara turun-menurun. 

\"Mari kita terus lestarikan adat budaya sebagai aset kearifan nusantara.\" pungkasnya. (ozy/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: