Mari Bercermin!

Mari Bercermin!

[gallery size=\"full\" td_select_gallery_slide=\"slide\" columns=\"1\" ids=\"45214,45213,45212,45211,45210\"]

SIAPA yang tidak tahu cermin. Benda dengan permukaan licin yang dapat menciptakan pantulan bayangan dengan sempurna. Seluruh manusia mungkin pernah bercermin.

Bentuknya pun beragam. Dari bulat, kotak, hingga persegi. Besar atau kecil. Tergantung pesanan dan selera.

Ini juga yang dilihat oleh Suryanto sebagai peluang usaha. Lewat keahlian yang didapat dari rekannya, kini lelaki 40 tahun ini membuat berbagai model cermin. Dalam sehari, puluhan model cermin ia buat.

Hasil kelincahan tangannya dipajang di pinggir Jalan Kartyini, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung. Pembeli tinggal menunjuk model yang disukai. Bungkus, dan dibawa pulang.

Ini soal model cermin. Tapi tidak sebatas itu saja. Cermin bukan sekadar benda yang bisa memberikan tanda apakah kita sudah terlihat semakin tampan atau cantik. Atau media memantaskan pakaian yang dikenakan.

Cermin juga bisa menjadi media untuk instropeksi diri. Berkaca. Mematut diri di depan cermin. Sudah benarkah yang dikerjakan. Tergantung kita. Menggunakan cermin untuk sekadar memantaskan diri, atau menjadikannya sebagai media bertanya. Siapa kita? (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: