Iklan Bos Aca Header Detail

Modus Menyuruh Anak Kecil, Belanjakan Upal di Stasiun Blambanganumpu

Modus Menyuruh Anak Kecil, Belanjakan Upal di Stasiun Blambanganumpu

radarlampung.co.id – Waspada peredaran uang palsu (upal) di Waykanan. Kasus ini sudah beberapa kali ditemukan. Terakhir, terjadi di Stasiun Blambanganumpu, sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (20/7). Korbannya adalah Hom (50), warga Kelurahan Blambanganumpu. Wanita yang berjualan makanan ringan dan rokok ini menerima uang pecahan Rp100 ribu yang diduga palsu. Menurut Hom, awalnya ada seorang anak kecil membeli rokok dan menyerahkan uang Rp100 ribu. ”Sekitar jam 01.00 WIB tadi, ada anak kecil membeli rokok seharga Rp24 ribu. Ia memberi uang Rp100 ribu,” kata Hom, Sabtu pagi. Tanpa curiga, wanita ini memberikan rokok dan menyerahkan uang kembalian. Hom mengaku memang mengenal anak tersebut. ”Setelah anak itu pergi, saya memperhatikan uang yang dberikan. Tidak seperti biasa. (Uang) lebih kasar dan kucel. Takut uang itu palsu, saya langsung mengejar anak itu ke tempatnya berkumpul. Tapi anak itu langsung lari,” ujarnya. Lantas Hom dipanggil seorang satpam stasiun. Ia menceritakan soal uang yang diduga palsu tersebut. Satpam kemudian meminta petugas loket memeriksa. Ternyata uang tersebut memang palsu. ”Tadi pagi, saya ke rumah paman anak itu. Ia menyatakan, kemungkinan keponakannya disuruh seseorang untuk membeli menggunakan uang palsu. Saya tidak akan membawa masalah ini ke polisi. Terpenting, uang saya kembali,” tegasnya. Lebih lanjut Hom mengungkapkan, peredaran uang palsu ini sudah ditemukan sejak bulan puasa silam. Beberapa rekannya menerima pembelian menggunakan uang palsu. Sementara Leo, salah seorang petugas stasiun mengatakan, dini hari tadi ada seorang ibu yang samabil menangis, mengejar anak-anak. Ia mengaku anak tersebut membeli rokok menggunakan uang palsu. ”Setelah diperiksa di stasiun, memang uang itu palsu,” kata Leo yang saat kejadian sedang piket. Hal sama disampaikan Agus, satpam stasiun. Beberapa warga di kawasan stasiun pernah menjadi korban. ”Ada tiga orang yang mengaku pernah jadi korban penggunaan uang palsu,” sebut dia. (sah/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: