Nasib SD di Register 21, tak Dapat Bantuan, Harus Swadaya Bangun Sekolah

Nasib SD di Register 21, tak Dapat Bantuan, Harus Swadaya Bangun Sekolah

radarlampung.co.id – Jauh dari kata layak. Ini gambaran SDN 18 Way Ratai di Dusun Tanjungjaya, Desa Sumberjaya, Kecamatan Wayratai, Pesawaran. Bangunan sekolah terbuat dari papan beratap asbes. Kemudian lantai semen yang sudah rusak dan beberapa meja belajar dengan kondisi buruk. Tidak hanya itu. Atap plafon yang terbuat dari triplek juga banyak yang bolong. Lalu setiap ruang kelas hanya disekat menggunakan papan. Sekolah yang dibangun sejak 1984 tersebut hanya memiliki empat ruang kelas. Tiga digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar (KBM) 46 murid yang setiap ruangnya disekat  menjadi dua. Buruknya kondisi SDN 18 Way Ratai bukan tanpa sebab. Salah satunya, sekolah itu berada di kawasan hutan lindung Register 21. Ini menjadikan sekolah tersebut tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Agus, salah seorang guru yang mengajar di SDN 18 Way Ratai sejak tahun 1989 mengatakan, tujuan awal dibangun sekolah tersebut untuk mempermudah anak-anak menempuh pendidikan. Sebab jarak sekolah induk dengan Dusun Tanjungjaya cukup jauh. \"Memang sekolah ini tidak layak dijadikan sebagai tempat mengenyam pendidikan. Sebelumnya juga pernah diusulkan untuk dipindah. Tetapi masyarakat tetap ingin di sini, karena jarak yang dekat,” kata Agus. Menurut dia, sekolah ini tidak bisa dibangun oleh pemerintah karena memasuki kawasan hutan register. Jadi ada aturan yang melarang pembangunan secara permanen. Jika ujian nasional, maka siswa ikut di SDN 13 Way Ratai sebagai sekolah induk. Sementara, Kepala SDN 18 Way Ratai Ruwiyati mengungkapkan, selama sekolah itu hanya mendapatkan dana BOS dan PIP bagi siswa yang tidak mampu. ”Saya sebagai kepala sekolah merasa prihatin. Besar harapan kami agar sekolah ini bisa maju. Kepada pemerintah, saya berharap agar sekolah ini dapat dibangun dengan layak,\" harapnya. Untuk saat ini, lanjut Ruwiyati, musyawarah komite dan masyarakat Dusun Tanjungjaya sepakat membangun SDN 18 Way Ratai secara swadaya. Setiap kepala keluarga akan menyumbang dana sebesar Rp200 ribu per tahun. Program tersebut mulai berjalan tahun ini. Sementara pembangunan dilaksanakan pada waktu libur sekolah semester pertama. ”Sekolah ini tidak pernah mendapat bantuan. Maka warga sepakat membangun sekolah ini swadaya,\" tandasnya. Terpisah, Kepala Dusun Tanjungjaya Sutoyo mengatakan akan berusaha mewujudkan sekolah yang layak untuk kegiatan belajar dan mengajar anak-anak. Ini didukung 117 kepala keluarga di dusun tersebut. \"Kami setiap tahun memberikan sumbangan secara swadaya Rp200 ribu untuk bisa membangun sekolah tersebut dengan layak. Saat anak libur sekolah tahun ini, kita akan bangun sekolah. Walaupun tanpa bantuan pemerintah,\" tegasnya. (jko/ozi/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: