Drainase Dipenuhi Sampah, Warga Gedung Pakuan Khawatir Terserang DBD

Drainase Dipenuhi Sampah, Warga Gedung Pakuan Khawatir Terserang DBD

RADARLAMPUNG.CO.ID - Masalah sampah menjadi problem yang masih menjadi sorotan. Musim kemarau semakin memperparah keadaan. Lantaran pengelolaan sampah masih terbilang lamban. Seperti yang terjadi di sepanjang jalan W.R. Supratman misalnya. Sepanjang jalan, drainase dari kantor Polda Lampung hingga Kali Tempe menumpuk yang mengkhawatirkan kesehatan warga sekitar. Berdasarkan pantauan Radar Lampung, setidaknya sebagaian drainase dipenuhi sampah rumah tangga yang dibuang oleh warga setempat menggenang bersama air drainase. Warga RT 08 Gedong Pakuon Jl. W.R. Supratman Aditiya (33) mengaku mengkhawatirkan kondisi lingkungan di sekitarnya, terutama sepanjang drainase. \"Drainase itu sudah mulai mampet dan jadi sarang nyamuk. Karena banyak warga membuat sampah mereka di comberan itu,\" ungkapnya kepada Radar Lampung, Selasa (10/9). Menurutnya, masalah nyamuk semakin hari semakin parah, yang berpotensi berdampak munculnya wabah demam berdarah dengue (DBD), seperti yang ia alami tahun lalu. \"Tahun lalu saya kena DBD, untung istri saya perawat jadi dia bisa atasi. Takutnya akan ada korban, karena nyamuknya luar biasa,\" imbuhnya. Berdasarkan keterangannya, di lokasi tersebut tidak ada tempat untuk penampungan sampah seperti kontainer. Selain itu petugas sokli tidak pernah terlihat. \"Sudah kesadaran warga dalam membuang sampah kurang. Ditambah tidak ada tempat yang tersedia untuk membuang sampah,\" ujarnya. Dirinya berharap, pihak terkait dapat melakukan pengerukan sampah-sampah yang berada di sepanjang jalan W.R. Supratman, Telukbetung Selatan itu. \"Sampai saat ini dari aparat kelurahan tidak ada gerakan membersihkan sampah,\" imbuhnya. Mulyadi (79), selaku pembecak warga Kapungbaru RT 11 yang sering mangkal di sepanjang drainase mengaku, setidaknya drainase sering menimbulkan bau yang tidak sedap. \"Sering menimbulkan bau yang tidak sedap, ya namanya juga dipenuhi sampah. Kadang-kadang ada bau bangkai tikus dan bangkai-bangkaian lainnya,\" ungkapnya. Dirinya mengatakan, setahunya drainase memikili kedalaman lebih dari dua meter. Namun, karena dipenuhi banyak sampah, kedalaman hanya tinggal satu meter saja. \"Dulu ini dalam banget, lebih dari dua meter seingat saya pas liat pembangunannya. Tapi ya karena banyak sampah dan pasir, jadinya ya begini. Sampah numpuk kalau enggak ada hujan,\" ujarnya. Sedangkan, Sari Puspita (32) selaku pemilik Salon Putri yang rumahnya berada di sepanjang drainase juga mengaku prihatin dengan kondisi yang ada. \"Prihatin apa lagi banyak yang buang sampah sembarangan,\" ujarnya. Dirinya bilang, pemerintah harus segera mengatasi masalah tersebut, karena bila berlarut-larut dapat menimbulkan masalah baru terhadap kesehatan lingkungan sekitar. (apr/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: