Sedih, Guru Honorer K2 Ngadu ke Pemkab Tubaba, Tak Ada Pejabat Yang Menemui
radarlampung.co.id-Belasan guru honorer kategori 2 (K2) di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) nglurug ke kantor Bupati Tubaba, kamis (21/2). Para guru itu hendak mengadukan nasib mereka yang merasa tidak diperhatikan pemerintah. Nita, salah satu guru honorer yang ikut dalam rombongan tersebut mengatakan bahwa total guru honorer K2 se-Tubaba kurang lebih 148 orang. Kondisinya menurut dia, memprihatinkan. “Kami mewakili 148 guru honorer K2 di Tubaba. Kami ke sini untuk menemui Bupati Tubaba, mempertanyakan komitmen beliau untuk memikirkan nasib kami yang sudah bertahun-tahun tidak diperhatikan oleh pemerintah,”cetusnya saat berada di ruang tunggu kantor bupati. Honorer lainnya, Dian, juga menyinggung program perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang oleh pemerintah pusat mulai diluncurkan tahun ini. ”Kenapa Kabupaten Tubaba tidak ikut program PPPK itu ?, setidaknya kami diperhatikan nasibnya, kami sudah bertahun-tahun mengabdi,””sambungnya. Menurut Dian, gajinya hanya Rp200 ribu-Rp300 ribu per bulan. Itupun, lanjutnya, dibayar pr tiga bulan sekali. “Untuk itu kami mempertanyakan peran pemerintah daerah terhadap orang-orang yang telah mengabdi seperti kami. Kami hanya ingin pemerintah ikut mewujudkan program pemerintah pusat melalui PPPK, tetapi alasan BKD Tubaba tadi, tidak ada anggarannya,” sambung Tariyamah, Guru SDN 1 Terang Bumi Agung. Tariyamah juga menilai Pemda Tubaba tidak adil, sebab Pemda Tubaba mengatakan tidak ada anggaran untuk menggaji tenaga PPPK. Namun di sisi lain Pemda juga telah membuat program Tubaba Cerdas dan Guru Penggerak yang menghabiskan anggaran miliar rupiah setiap tahun. “Sebelum kami ke kantor bupati ini, kami sudah ke BKD, dan kami mendapat penjelasan bahwa untuk pelaksanaan program perekrutan tenaga PPPK Tubaba tidak ada anggaran untuk menggajinya. Kami merasa ini tidak adil, dan Pemda Tubaba tidak ada komitmen memperjuangkan honorer K2, kami juga mayoritas Sarjana. Mereka bilang tidak ada anggaran, tetapi Tubaba Cerdas dan Guru Penggerak bisa mereka rekrut dan gaji, kami harus bertemu Bupati,”tegasnya. Pantauan radarlampung.co.id, sejumlah guru honorer yang mendatangi kantor Bupati Tubaba tidak berhasil bertemu dengan Bupati ataupun perwakilan pemerintah daerah. Hal ini kesemuanya sedang ada tugas di Jakarta dan Bali. Sementara itu Asisten II Syakib Arsalan mengaku tidak dapat berkomentat karena bukan bidangnya.Rencananya rombongan akan kembali mendatangi kantor Bupati pada Senin (25/2) . (fei/rnn/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: