Tiga Hari Tertahan di Gudang Kargo, Jenazah TKI Asal Lampung Timur Langsung Dimakamkan
FOTO DOK. WARGA LAMPUNG TIMUR - Jenazah TKI asal Lampung Timur tiba di rumah duka. --
LAMPUNG TIMUR, RADARLAMPUNG.CO.ID - Setelah sempat tiga hari tertahan di gudang kargo Bandara Soekarno Hatta, Banten, jenasah almarhum Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Lampung Timur akhirnya tiba di kampung halamannya, Kamis malam (14/7).
Kepala Desa Hargomulyo Setyo Harsono menjelaskan, jenazah Bambang Karyanto (45) tiba di rumahnya sekitar pukul 20.00 WIB. Jenazah diantar menggunakan ambulans dari Bandara Soekarno Hatta. Ikut mengantarkan jenazah, petugas dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), BP2MI, dan BP3MI.
Setelah diserahkan kepada pihak keluarga, jenazah langsung dibawa ke tempat pemakaman umum (TPU) Desa Hargomulyo untuk dimakamkan pada pukul 20.30 WIB.
Setyo Harsono melanjutkan, almarhum Bambang Karyanto bekerja di Malaysia kali pertama oada 2019 melalui jalur resmi. Setelah bekerja sekitar tujuh bulanm almarhum melarikan diri dari tempat kerja. Kemudian, bekerja di tempat kerja yang baru secara ilegal.
BACA JUGA:Ada Pengalihan Arus Saat Pembukaan Bandar Lampung Expo, Berikut Ini Jalurnya
Setelah bekerja selama dua tahun, almarhum pulang ke kampung halamannya pada 2021. Namun pada Oktober 2021 , almarhum berangkat lagi ke Malaysia secara ilegal melalui tekong, warga negara Malaysia, menggunakan kapal dari Medan.
Setelah bekerja sekitar sepuluh bulan, korban mengalami sakit demam virus. Sebelum meninggal almarhum mengeluhkan sakit saat sarapan pagi bersama rekan-rekannya.
Diberitakan, kabar duka dari pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia. Yakni meninggalnya Bambang Karyanto. Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Lampung Timur Budiyul Hartono menjelaskan, PMI tersebut dikabarkan meninggal di Malaysia karena sakit, Jumat 8 Juli 2022.
Sementara, Salim, kerabat almarhum, menjelaskan, keluarga mendapat informasi tentang meninggalnya almarhum dari rekannya, Jumat lalu. Menurutnya, almarhum bekerja di Malaysia baru sekitar delapan sampai sepuluh bulan.
BACA JUGA:Hasil Pemeriksan, Napi Anak LPKA Berkelahi dengan Rekan Sekamar
Berdasarkan informasi rekannya, sebelum meninggal almarhum sempat sarapan pagi. Namun, saat sarapam almarhum mengeluhkan sakit perut dan tidak menghabiskan sarapannya. Beberapa saat kemudian, almarhum tidak sadarkan diri. Rekan-rekannya kemudian membawa almarhum ke rumah sakit.
Namun, nyawa almarhum tidak dapat diselamatkan lagi. Rekan-rekanya kemudian menghubungi keluarga di Lampung. "Kami mendapat informasi pihak agen yang mengurus kepulangan almarhum," jelas Salim.
Dari informasi yang diterima keluarga, almarhum tiba di Indonesia melalui Bandara Sokarno Hatta, Selasa 12 Juli 2022. Namun, tertahan di gudang kargo Bandara karena belum ada biaya pengiriman ke Lampung.
Pihak keluarga juga mendapat informasi biaya pemulangan jenazah almarhum sudah ditanggung pihak agen di Malaysia. Ternyata, pihak keluarga masih harus membayar biaya cargo di bandara Rp 2,5 juta per hari. Sedangkan, karena sudah 3 hari, sehingga biayanya menjadi Rp 7,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: