Halo Pemerintah, Petambak Dipasena Butuh Bantuan Bibit Mangrove untuk Dukung Revitalisasi

Halo Pemerintah, Petambak Dipasena Butuh Bantuan Bibit Mangrove untuk Dukung Revitalisasi

Petambak udang di Bumi Dipasena mulai melakukan revitalisasi mandiri. Foto Dok. P3UW Lampung--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Petambak di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Lampung, membutuhkan bantuan bibit mangrove untuk mendukung program revitalisasi mandiri

Bibit mangrove tersebut rencananya akan ditanam di area breakwater muara DAM 7, 8, dan 9 setelah proses revitalisasi mandiri selesai. 

Pengurus Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung Bidang Infrastruktur Budidaya Sutikno Widodo mengatakan, pelaksanaan revitalisasi mandiri saat ini berjalan dengan baik. 

Hingga detik ini, kata Widodo, program revitalisasi dan normalisasi mandiri tersebut belum menemukan kendala yang berarti. 

BACA JUGA:Winarti Kembali Antar Tulang Bawang Raih KLA Tingkat Nindya

Meski begitu. P3UW Lampung saat ini sedang mencari solusi terkait kebutuhan bibit mangrove. 

Sebab setelah pengerjaan revitalisasi mandiri selesai, rencananya akan langsung ditanami bibit mangrove di area breakwater muara DAM 7, 8, dan 9.

"Alhamdulillah (revitalisasi) belum ada kendala, semua berjalan lancar. Mungkin sedikit yang kita butuhkan dan sedang dicari solusinya adalah kebutuhan bibit mangrove," kata Widodo kepada Radarlampung.co.id, Senin 25 Juli 2022.

Ditanya soal total bibit mangrove yang dibutuhkan untuk ditanam di area breakwater muara DAM 7, 8, dan 9, ia mengaku saat ini sedang membahasnya dengan para petambak setempat. 

BACA JUGA:Alhamdulillah, 122 Jamaah Haji Tulang Bawang Tiba

Jika total kebutuhan kebutuhan bibit mangrove diketahui, P3UW berharap kepada Pemkab Tulang Bawang, Pemprov Lampung, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta DPR RI dapat membantu kebutuhan bibit mangrove. 

Sebelumnya diberitakan, para petambak di Bumi Dipasena melalui P3UW tengah melakukan normalisasi saluran pasok dan pintu air (DAM) secara mandiri.

Hal itu dilakukan akibat menurunnya hasil produksi budidaya udang.

Berdasarkan data yang dihimpun Radarlampung.co.id dari P3UW Lampung, produksi udang rata-rata per hari turun drastis. Dari 60 ton per hari di akhir tahun 2021, kini hanya menjadi 20 ton per hari saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: