Kalau Anak Mengaku Dirinya Di-Bully, Orang Tua Harus Ambil Langkah Ini
BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID – Kasus dugaan bullying dialami siswa kelas IV SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung. Dia diduga menjadi korban kekerasan oleh rekan satu kelasnya.
Peristiwa ini terjadi hingga empat kali. Puncaknya dilaporkan ke Dinas Pendidikan Bandar Lampung. Yayasan Tunas Mekar Indonesia pun meminta maaf terkait dugaan bullying ini.
Nah, apa yang seharusnya dilakukan orang tua jika tiba-tiba sang anak mengakui dirinya telah di-bully oleh teman?
Pakar parenting dari De Most Parenting Center Lampung, Eko Chrismiyanto, mengatakan, jika anak mengaku telah di-bully, orang tua sebaiknya berkoordinasi dahulu dengan guru wali kelas.
BACA JUGA:Kasus Bullying di SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Berakhir Damai, Tapi
“Laporkan dahulu ke guru untuk mengetahui kejadian dari dua pihak. Upayakan ada langkah perdamaian antar teman dan peringatan dari gurunya,” kata Eko Chrismiyanto kepada radarlampung.co.id.
Selanjutnya, orang tua harus menguatkan keyakinan anak bahwa, jika anak tidak merasa apa yang dikatakan oleh teman, maka anak tidak perlu menanggapinya.
Jika sudah ada perdamaian, pesankan pada anak untuk berusaha melindungi diri ketika mendapat perlakuan dari temannya. Kondisi ini bisa jadi contoh pelajaran hidup anak untuk membela dirinya di masa depan.
Eko Chrismiyanto juga memberikan tips kepada orang tua untuk mengorek informasi yang utuh dari anak. Namun sebaiknya orang tua memahami terlebih dahulu karakter atau gaya belajar anak.
BACA JUGA:Jadi Korban Bullying dan Pemukulan, Pelajar Lapor Polisi
Dimana, menurut Eko Chrismiyanto, ada tiga gaya belajar anak. Orang tua harus melakukan pendekatan sesuai dengan gaya belajar anak. Yaitu:
1. Gaya belajar kinesthetik
Tipe gaya belajar seperti ini cenderung lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui serangkaian aktivitas yang menggerakkan seluruh tubuh. Dan mempraktekkan hal-hal yang dipelajari.
Ciri-ciri anak kinesthetik yaitu gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya. Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif, banyak gerak fisik, serta lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada menjelaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: