Fondasi Ekonomi Kerakyatan, Holding Ultra Mikro Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Bri--
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan: Balerina Helena Aprilia, Zhuan Xin Yi Zhi
Holding UMi pun semakin menegaskan bahwa BUMN hadir bukan sebagai ‘Menara Gading’, namun harus mendorong ekonomi kerakyatan menjaga rantai pasok.
Oleh karena itu, BUMN pun terbuka bekerjasama dengan private sector, swasta, bahkan strategic partner dari luar negeri.
“Tetapi harus komitmen dengan ekosistem yang kami bangun atau blue print kita. Bukan blue print China, blue print Amerika, tetapi blue print Indonesia,” pungkasnya.
Kinerja Holding UMi
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan Holding Ultra Mikro telah menargetkan bisa melayani 55 juta nasabah untuk diberdayakan hingga 2024.
BACA JUGA:Usai Datangi TKP Penembakan Brigadir Yosua, Komnas HAM Susun Kerangka Peristiwa
Upaya BRI untuk go smaller pada sektor ultra mikro tidak lepas dari temuan bahwa sektor UMKM memiliki multiplier effect yang kuat bagi masyarakat Indonesia.
“Sebanyak 99% entitas bisnis di Indonesia itu merupakan UMKM dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 62%. Dan yang terpenting adalah sektor UMKM bisa menyerap 97,22% tenaga kerja di Indonesia. Saya kira peran kita dalam mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dan menaikelaskan mereka,” ungkap Sunarso.
Sebagai pendukung utama sektor UMKM, BRI telah berkontribusi 67% terhadap kredit UMKM nasional. BRI pun terus mempertajam fokus penyaluran kredit UMKM, tercermin dari komposisi kredit UMKM di BRI yang telah mencapai 84% dari total kredit.
Hingga kuartal II-2022, BRI secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp.1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% year on year (YoY).
BACA JUGA:Sah, 4 Ribu Mahasiswa Baru Jadi Bagian Dari Itera
Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI secara konsolidasi tercatat tumbuh sebesar 9,81% year on year (YoY) dari Rp.837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp.920 triliun di akhir Juni 2022.
Ke depan, Sunarso menyebut Holding Ultra Mikro akan terus difokuskan untuk dapat melayani pelaku usaha ultra mikro yang unbankable.
"Strategi yang kami lakukan adalah pemberdayaan usaha melalui group lending di PNM. Kemudian kami mengintegrasikan layanan sehingga pelaku usaha ultra mikro yang sudah naik kelas dapat memilih berbagai layanan yang sesuai kebutuhannya, baik pinjaman berbasis gadai di Pegadaian atau kredit di BRI,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: