101 Kasus DBD Muncul di Bandar Lampung Selama Agustus 2022
Ilustrasi nyamuk yang menularkan virus Demam Berdarah Dengue (DBD). (Pixabay/Nuriyah)--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung mencatat ada 101 kasus demam berdarah dangue (DBD) pada Agustus 2022.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bandar Lampung Desti Mega Putri mengatakan, kasus DBD pada Agustus 2022 hingga tanggal 22, ada 101 kasus.
Jumlah kasus tersebut, kata Desti, menurun jika dibanding pada Juli 2022 yang ada 161 kasus DBD di Kota Bandar Lampung.
"Turun (kasus DBD Agustus, red), karena Juli 2022 ada 161 kasus DBD" ujar Desti Mega Putri saat dihubungi Radarlampung.co.id, Selasa 23 Agustus 2022.
BACA JUGA:Semester Satu 2022, Tercatat Ada Sekitar 1,3 Juta Wisatawan Kunjungi Bandar Lampung
Dinkes Kota Bandar Lampung, ungkap Desti, melakukan serangkaian upaya dan antisipasi untuk menurunkan angka DBD di Kota Bandar Lampung.
Upayanya seperti, memperkuat dan menggerakkan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) dengan melibatkan segenap anggota keluarga dirumah masing-masing melalui Puskesmas, lintas sektor, dan lainnya.
Serta melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus (Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air.
Plusnya, dengan memasang kasa nyamuk di rumah, menaburkan larvasida atau abate, dan lainya.
BACA JUGA:Progres Pembangunan Mall Pelayanan Publik Kota Bandar Lampung Capai 68 Persen
Kemudian, melaksanakan Fogging kasus dan Fogging masal. Fogging masal menurutnya berjalan rutin di 126 kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung.
Melaksanakan pemantauan jentik berkala di 126 kelurahan yang difokuskan di daerah pemukiman dan maupun di tempat umum.
Lalu, melaksanakan promosi kesehatan atau penyuluhan kesehatan melalui pengeras suara masjid, mushola, juga penyuluhan keliling menggunakan ambulance tentang kewaspadaan dan upaya pencegahan DBD.
Disinggung terkait puncak DBD di tahun 2022 di bulan apa, Desti mengungkapkan belum bisa menyimpulkannya. Menurutnya, nanti setelah Desember akhir baru dapat dilihat kasus tertinggi terjadi pada bulan apa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: