Warga Kampung Jukuh Batu Menjerit, Jembatan Gantung Akses Mereka ke Kebun Rusak Parah dan Terabaikan

Warga Kampung Jukuh Batu Menjerit, Jembatan Gantung Akses Mereka ke Kebun Rusak Parah dan Terabaikan

(Foto Ist. For Radarlampung.co.id)--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Warga Kampung Juku Batu, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan kini tengah mengalami kesulitan untuk pergi ke Pasar Banjit maupun ke perkebunan mereka.

Kondisi jembatan gantung yang merupakan satu-satunya akses mereka, kini rusak parah bahkan tidak dapat digunakan lagi. 

Jembatan gantung yang terletak di Lubuk Pinang, Dusun 06, Simpang Rejang, Kampung Juku Batu, Kecamatan Banjit, itu kini sangat membahayakan penggunanya.

Otomatis aktivitas warga juga ikut terganggu, karena tidak dapat membawa hasil kebun mereka ke kampung, sementara untuk menggunakan cara lain hal yang tidak mungkin karena airnya cukup deras di musim hujan. 

BACA JUGA:Ribuan Anggota PSHT Waykanan Rayakan 100 Terate Emas untuk Dunia

Terkait hal itu, Kepala Kampung Juku Batu M.A. Khoirin menyatakan, jembatan itu sebenarnya pernah diperbaiki, namun tidak bisa bertahan lama kembali rusak.

Padahal, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan bagi warga untuk membawa hasil bumi.

"Kami berharap Pemerintah Daerah membantu perbaikan jembatan tersebut, karena yang tinggal di Dusun 06 Talang Rejang itu hampir 200 Kepala Keluarga (KK) dan mereka mengeluarkan hasil pertanian serta perkebunan melewati jembatan tersebut, kalau dari Dana Desa tidak mencukupi," ujar Khoirin.

Masih menurut Khoir, jembatan gantung tersebut dibangun sekitar tahun 2006, hingga kini belum pernah mendapatkan perawatan dari pemerintah daerah, sehingga kondisinya sangat memprihatinkan.

BACA JUGA:Perusakan Hutan di Way Kanan Semakin Tidak Terbendung, Tokoh Adat Ini Sesalkan Perusahaan yang Tak Ditindak

“Sudah beberapa kali putus dan diperbaiki oleh warga secara bergotong-royong, namun kondisinya sekarang benar-benar parah dan warga tidak mampu lagi memperbaikinya," kata dia.

"Sekali lagi kami mohon Bapak Bupati dapat memperbaikinya, kalau tidak 200 KK yang menggunakan jembatan itu terancam mengalami kekurangan biaya kehidupan, karena semua hasil bumi meerka diangkut melalui jembatan itu," sambungnya.

Saat ini, kata dia, sedang musim kemarau. Sehingga warga masih bisa menyebrangi sungai lewat bawah.

"Tetapi kalau nanti musim hujan tiba, hal itu tidak dapat lagi dilakukan. Selain airnya deras dan dalam, bisa kapan saja banjir yang sangat membahayakan keselamatan warga muncul,” imbuh Khoirin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: