Banyak Anak Meninggal Jadi Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Arist Merdeka Minta Investigasi Mendalam
FOTO DOK. PRIBADI - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait .--
JAKARTA, RADARLAMPUNG.CO.ID - Komisi Nasional Perlindungan Anak menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas tragedi kerusuhan pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya di Stadio Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022.
Tragedi ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Diantaranya terdapat 17 anak meninggal dunia dan 184 luka berat.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, dirinya mendapatkan informasi ada dua remaja dan satu anak berusia 6 tahun menjadi korban.
"Disinyalir, masih banyak anak yang belum terdeteksi menjadi korban kerusuhan itu," kata Arist Merdeka Sirait dalam rilis yang dikirimkan kepada radarlampung.co.id, Minggu 2 Oktober 2022.
BACA JUGA:9 Unit Rumah Dibedah Winarti, Hasil Kolaborasi dengan Baznas
Arist Merdeka Sirait melanjutkan, atas kerusuhan ini, dia meminta Kapolri Jenderal Pol. Sulytio Sigit Prabowo untuk segera membentuk tim investigasi khusus.
Tim khusus dengan melibatkan Bareskrimum, Inafis, Irwasum, Dokkes Mabes Polri, dan Polda Jawa Timur untuk mengumpulkan data-data dan mencari tahu dan memastikan faktor-faktor yang menjadi penyebab tragedi dan hari kelam persepakbolaan di Indonesia.
Termasuk apakah ada kesalahan prosedur atas penyelenggaraan laga antara Arema FC dan Persebaya.
Demikian juga, organisasi yang memberikan pembelaan dan perlindungan anak Indonesia ini mendesak gubernur Jawa Timur, dan bupati Malang segera memberikan santunan kematian kepada wali korban dan terhadap luka-luka berat.
BACA JUGA:Kebakaran di Pringsewu, Diduga Penyebabnya Ini
Dikabarkan, organisasi persepakbolaan di dunia juga menyampaikan turut berdukacita menyusul ratusan orang meninggal dunia dan luka.
Sejarah terburuk persepakbolaan di Indonesia yang memakan korban jiwa dan terluka ini mendapat atensi serius dari organisasian persepakbolaan dunia FIFA.
Yakni dengan segera mengirim tim investigasi untuk melakukan penyelidikan hari gelap persepakbolaan yang terjadi di Jawa Timur karena membuat syok dan di luar nalar.
Secara khusus, Komnas Perlindungan Anak segera mengirimkan Tim Investigasi dan Litigasi Komnas Perlindungan Anak untuk memeriksa dan melakukan investigasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: